Segala dinamika, kesuksesan dan kegagalan, adalah hasil dari sebuah proses panjang perjalanan sejarah yang telah dilewati bersama sebuah bangsa dan serangkaian periode pemerintahan.
Demikian disampaikan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat memberikan sambutan dalam acara Sarasehan Kebangsaan ke-30 yang digelar Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM) bertajuk "Refleksi 75 Tahun Kemerdekaan RI: Sudahkah Kita Merdeka?" Selasa (25/8).
"Sejarah mencatat, bahwa setiap peluh keringat dan setiap tetes darah pahlawan bangsa adalah saksi bisu betapa mahalnya harga sebuah kemerdekaan," ujar Bamsoet, sapaan karibnya.
"Maka, mempertanyakan kembali makna kemerdekaan perlu menjadi bahan perenungan bagi kita semua, seluruh elemen bangsa," imbuhnya.
Menurutnya, merelefleksikan kembali kemerdekaan Indonesia ke-75 merupakan hal yang wajar. Bagi negara demokratis seperti Indonesia, refleksi kemerdekaan juga hal baik untuk melakukan introspeksi menyeluruh bagi semua komponen bangsa.
"Kehidupan demokrasi kita yang sudah semakin matang, refleksi untuk memaknai kemerdekaan adalah suatu hal yang wajar, karena memang sesungguhnya kita membutuhkannya sebagai bagian dari introspeksi diri," ucapnya.
"Dan, membangun kedewasaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," demikian Bamsoet.
Selain Bamsoet, turut hadir dalam serial diskusi tematik lembaga yang diprakarsai Din Syamsuddin itu, antara lain rohaniawan katolik Romo Frans Magnis Suseno, Amidhan Shaberah dan peneliti senior LIPI Siti Zuhro.
Kemudian, Ketua Umum KNPI Haris Pertama dan Ketua Umum GMKI Corneles Galanjinjinay.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: