Seperti yang disampaikan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto. Dala webinar yang dihelat LSF RI bertema 'Peran Pemuda Dalam Literasi Media dan Film', LSF diharapkan film Indonesia ke depan bisa menstimulus kreativitas anak muda.
"Film itu harus mampu bicara soal tren generasi muda dan mendorong produktivitas pemuda untuk berinovasi," kata Cak Nanto, Selasa (25/8).
Selain itu, keanekaragaman suku di Tanah Air juga perlu lebih ditonjolkan dalam karya film. Hal itu bisa dituangkan dalam kerja LSF yang tidak melulu memotong karya film.
"LSF jangan sekadar potong-potong film lah, tapi memberi ruang kreasi yang cukup bagi kaum muda," jelasnya.
Ia melanjutkan, dalam undang-undang perfilman Indonesia, target utama film yang ditayangkan kepada masyarakat juga harus membina akhlak mulia.
Cak Nanto pun sempat berkelakar bahwa selama ini, LSF telah melakukan perbuatan dosa dalam dunia perfilman Tanah Air menyoal target utama undang-undang perfilman dalam membangun akhlak mulia di tengah masyarakat.
“Orang LSF itu terlalu banyak dosanya karena banyak nonton sensor film. Tapi juga banyak pahalanya karena dia menyelamatkan seluruh kehidupan rakyat Indonesia. Maka, kesalahan terbesar kalau ini tidak mampu melahirkan terbinanya akhlak mulia bukan karena filmhya, tapi karena perilaku yang lain,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: