Sejumlah analisis pun menyebutkan kalau amarah Jokowi itu hanyalah sebatas pencitraan semata. Namun, tak sedikit yang menilai kemarahan Jokowi itu disebabkan minimnya penyerapan anggaran yang digelontorkan pemerintah lewat Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Menurut politisi PDI Perjuangan, Muhammad Nabil Haroen, kekecewaan dan amarah Jokowi itu adalah bentuk amarah rakyat terhadap kinerja pemerintah.
“Terkait dengan kekecewaan Presiden Jokowi terhadap penanganan pandemik Covid-19, itu bentuk kekecewaan publik, kekecewaan rakyat,†kata pria yang karib disapa Gus Nabil ini kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (26/8).
Semua menteri, kata Gus Nabil, memiliki kontribusi yang sama dalam penanganan pndemik Covid-19 sesuai dengan bidang dan wilayahnya masing-masing. Sehingga menurutnya tidak fair jika hanya memberikan penilaian hanya kepada segelintir menteri yang dapat merusak citra pemerintahan.
“Jadi, memang ini bukan menyoroti satu atau sedikit kementerian saja, karena kan sejak awal koordinasi untuk penanganan pandemik, melibatkan banyak pihak. Ingat, pandemik ini terjadi secara global, yang juga berdampak pada politik dan perekonomian internasional,†tambahnya.
Lebih lanjut, Gus Nabil meminta Jokowi untuk mengevaluasi anak buahnya agar cekatan dalam bergerak mengatasi pandemik Covid-19. Sehingga dapat mengukur kinerja kementerian dalam situasi krisis saat ini.
“Bagi saya, evaluasi kinerja itu penting, untuk mengukur langkah ke depan. Bahwa, apakah harus ada reshuffle? Itu hak dan kewenangan presiden. Tapi, yang jelas, perlu langkah-langkah strategis agar pandemi segera berlalu dan ekonomi bangkit lagi. Rakyat menunggu langkah-langkah dan kebijakan strategis dari pemerintah dan kita semua,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: