Berdasarkan survei yang dilakukan Indonesian Public Institute (IPI), elektabilitas Gibran yang kini dipasangkan dengan Teguh Prakosa paling tinggi, yakni mencapai 44,9 persen. Menyusul Achmad Purnomo 8,4 persen, Bagyo Wahyono 1,1 persen, Abdul Ghofar 0,9 persen.
Hal itu juga sejalan dengan tingginya pemilih militan Gibran dibanding lima sosok lain yang masuk dalam survei IPI.
“Pemilih militan Gibran dalam survei ini mencapai 32,6 persen, Achmad Purnomo 4,8 pesen, Bagyo Wayono 0,9 persen, Abdul Ghofar Ismail 0,7 persen, BRM Syailendra Soeryo Soepomo 0,0 persen, dan BRA Putri Woelan Sari Dewi 0,0 persen,†ujar Direktur Eksekutif IPI, Karyono Wibowo, Kamis (27/8).
Namun demikian, tingginya angka pemilih militan tersebut ternyata lebih kecil dbandingkan dengan pemilih yang belum menentukan pilihannya atau
swing voters.
"
Swing voter, yaitu pemilih yang belum memutuskan dan pemilih yang masih dapat berubah pilihannya sebesar 61,1 persen," imbuhnya.
Di sisi lain, Karyono menyebut elektabilitas Gibran memang cenderung terus naik. Di bulan Desember 2019, elektabilitas Gibran masih sekitar 29,5 persen, masih di bawah Achmad Purnomo di posisi 41,8 persen. Namun di bulan Juni 2020 elektabilitas Gibran naik menjadi 37,8 persen, naik lagi di bulan Agustus 2020 pasca rekomendasi dari PDI-P menjadi 44,9 persen.
Karyono mengatakan, tingginya elektabilitas pasangan Gibran-teguh tak lepas dari partai pengusung, termasuk PDI-Perjuangan. Disebutkan, sebanyak 49,4 persen responden mengaku cukup suka, 13,4 persen sangat suka, 5,7 persen kurang suka.
“1,6 persen tidak suka sama sekali, dan 29,8 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab,†tutupnya.
Survei IPI ini dilaksanakan pada 3-7 Agustus 2020 dengan menggunakan metode
multistage random sampling dengan
margin of error kurang lebih 4,8 persen. Jumlah responden dalam survei ini sebanyak 440 responden.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: