Hal itu dilatarbelakangi karena Ahok mengaku tidak mendapatkan data soal kerugian perusahaan plat merah itu pada semester I tahun 2020 yang mencapai Rp 11,33 triliun.
"Saya semakin tidak percaya Ahok," ujar analis sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (28/8).
"Sebab, ternyata Ahok di Pertamina seperti tidak ada gunanya. Ahok tidak mampu menurunkan harga BBM ketika harga minyak dunia anjlok dan di saat rakyat menderita akibat Covid-19," lanjut dia.
Selain itu, kata Ubedilah, Ahok pun tidak mampu menepati janjinya untuk membuat Pertamina maju meski sambil merem.
"Justru kini Pertamina makin terpuruk parah, rugi sekitar Rp 11 triliun," sebutnya.
Ubedilah pun menyarankan agar semua pihak dapat menilai secara objektif atas kinerja Ahok di Pertamina.
"Kita semua mesti objektif mencermati peran Ahok di Pertamina. Bahwa ternyata Ahok tidak mampu membuat Pertamina untung," demikian Ubedilah Badrun.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: