Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dukung Komitmen Wapres, HNW Minta Vaksin Corona Perhatikan Faktor Halal Dan Tidak Dimonopoli Tiongkok

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Selasa, 01 September 2020, 12:49 WIB
Dukung Komitmen Wapres, HNW Minta Vaksin Corona Perhatikan Faktor Halal Dan Tidak Dimonopoli Tiongkok
Wakil MPR RI, Hidayat Nur Wahid/Net
rmol news logo Wakil MPR RI, Hidayat Nur Wahid mendukung pernyataan Wakil Presiden RI yang juga Ketua Umum MUI, Maruf Amin agar vaksin yang sedang diusahakan pemerintah untuk mengatasi Covid-19 tetap harus memperhatikan aspek kehalalannya.

"Saya mendukung komitmen Wapres Prof. KH. Maruf Amin yang menegaskan bahwa harus ada sertifikat halal vaksin Covid-19 dari Sinovac asal Tiongkok sebelum diedarkan. Dan harusnya hal semacam ini sudah menjadi sikap dan komitmen sejak awal, bukan di akhir proses. Hal ini sangat penting karena sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada, terutama UU 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal," ujar HNW, Senin (31/8).

Dia menilai bahwa kewajiban sertifikat halal itu merupakan upaya untuk memenuhi hak konsumen di Indonesia yang berpenduduk mayoritas beragama Islam dan sangat memperhatikan kehalalan suatu produk.

Hal itu perlu dilakukan agar nanti tidak terjadi penolakan dari konsumen yang mayoritasnya muslim, yang bisa menghadirkan keresahan sosial yang meluas, dan berujung kepada stress dan kepanikan sehingga tidak membantu upaya penyembuhan terpapar covid-19.

"Arahan Wapres yang juga Ketum MUI Prof. KH. Maruf Amin, itu harus benar-benar diperhatikan oleh pemerintah dan Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 sejak di awal proses, agar bisa kita dukung bersama," ujarnya.

Selain itu, HNW yang juga anggota Komisi VIII DPR RI yang membidangi keagamaan, meminta agar pengujian dan pengedaran vaksin Covid-19 di Indonesia tidak hanya dimonopoli oleh vaksin yang berasal dari satu pihak/satu negara tertentu, seperti Tiongkok saja.

"Selain harus dipastikan kemanjuran dari vaksin tersebut, jangan sampai Indonesia menggadaikan kedaulatan kesehatan Warga kepada satu pihak, dalam hal ini Tiongkok, padahal itu juga belum terbukti kemanjuran dari vaksin yang diproduksinya. Uji cobanya di Bandung juga belum menampakkan hasil apapun," tukasnya.

HNW berpendapat semestinya pemerintah Indonesia dalam rangka menjaga Kedaulatannya, serta kewajibannya untuk melindungi semua rakyat Indonesia, tidak menggantungkan pemesanan vaksin Covid-19 hanya dari satu negara tersebut.

"Seharusnya pemerintah, selain memaksimalkan keberpihakan kebijakan dan anggaran agar secara mandiri bisa menemukan vaksin Covid-19 ciptaan pakar-pakar Indonesia sendiri, juga memaksimalkan kerja sama dengan beberapa negara yang telah mengumumkan temuan mereka dan kesiapan mereka bekerjasama dengan Indonesia untuk atasi pandemi Covid-19," ujarnya.

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mencatat sudah ada beberapa negara - selain Tiongkok - yang menawarkan vaksin temuannya.

"Ada banyak negara yang mengajukan tawaran vaksin ke Indonesia, seperti dari Rusia dan Australia. Ada juga negara yang sudah umumkan proses penemuan vaksin covid-19 seperti Inggris, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Ini juga perlu menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah Indonesia harusnya perhatikan Ikatan Dokter Indonesia yang mengingatkan agar tidak terburu-buru dengan hanya membeli vaksin Covid-19 dari China yang uji cobanya di Indonesia masih fifty-fifty," tuturnya.

Selain itu, HNW juga menegaskan bahwa upaya menjalin hubungan dengan beragam negara di dunia tersebut merupakan wujud dari politik luar negeri Indonesia, yakni bebas dan aktif, sehingga tidak menciptakan blok ke salah satu negara atau kelompok di dunia.

"Jangan sampai Indonesia melupakan prinsip hubungan luar negeri yang bebas dan aktif, apalagi dengan menggadaikan kedaulatan bangsa dan negara kita ke pihak yang juga belum terbukti vaksinnya manjur dan cocok untuk Indonesia, serta belum terbukti juga kehalalannya," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA