"Ini sudah beberapa bulan (sejak ancaman
reshuffle kabinet), tapi belum ada tanda-tanda kapan Presiden Jokowi melakukan perombakan kabinet. Jadi memang ini pertanyaan semua orang, kapa ya Presiden Jokowi
reshuffle kabinet?" kata pengamat politik dari Lembaga Analisis Politik Indonesia (LAPI), Maksimus Ramses Lalongkoe kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (9/9).
Bila melihat kinerja para menteri, kata Ramses, memang sudah sepatutnya perombakan dilakukan. Terlebih dalam penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air belum menunjukkan progres yang bagus, di mana angka positif Covid-19 kian hari terus bertambah.
Ramses pun menduga ada kekuatan besar yang menghalangi Presiden Jokowi tak kunjung merombak Kabinet Indonesia Maju.
"Jangan-jangan para menteri ini punya bekingan partai politik yang kuat. Pak Jokowi menggertak akan me-
reshuffle, para menteri melalui partai politiknya juga menggertak presiden. Jadi sama-sama menggertak," kritiknya.
Bila hal ini tidak disikapi dengan serius oleh presiden, Ramses khawatir ancaman
reshuffle presiden hanya gertak sambal. Presiden, kata Ramses, harus memiliki keberanian yang kuat untuk merombak para menteri yang dinilai tidak sejalan dengan etos kerja kepala negara.
Sebab pada dasarnya, ia yakin mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah mengantongi nama-nama menteri yang layak dicopot. Khususnya para menteri yang masih menganggap situasi saat ini biasa-biasa saja.
"Yang dikawatirkan, sampai akhir masa jabatan presiden tidak ada
reshuffle kabinet," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: