Dia menilai, Pilkada Serentak 2020 yang akan berlangsung di 270 wilayah harus ditunda lantaran pemerintah masih belum mampu mengatasi sebaran corona.
Pilkada yang digelar di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota dikhawatirkan hanya akan menjadi klaster baru dan membuat Indonesia semakin lama keluar dari pandemi.
“Pelaksanaan Pilkada Serentak ini bertepatan dengan pandemi virus Covid-19 yang hingga kini belum berhasil ditanggulangi,†terangnya kepada redaksi, Minggu (13/9).
Dia mengurai bahwa per Sabtu (12/9), Satgas Penanganan Covid-19 telah mencatat sebanyak 214.746 kasus positif dan 8.650 meninggal.
Sementara di satu sisi, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengurai bahwa 109 dokter yang memerangi Covid-19 telah meninggal dunia.
Pernyataan dari Menko Polhukam Mahfud MD juga tidak boleh dianggap sepele. Mahfud, sambung Wenry, mencatat ada 59 calon kepala daerah yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Data-data tersebut harus menjadi pertimbangan bahwa pelaksanaan Pilkada Serentak sangat membahayakan keselamatan rakyat.
“Bila tetap memaksakan untuk dilaksanakan, saya menganggap ini adalah bentuk kesombongan dan ketakaburan rezim Jokowi,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: