Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Survei MIDE: Elektabilitas Bobby Ungguli Akhyar Di Pilkada Medan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 14 September 2020, 16:44 WIB
Survei MIDE: Elektabilitas Bobby Ungguli Akhyar Di Pilkada Medan
Elektabilitaas Bobby Nasution untuk sementara paling unggul dibanding Akhyar Nasution, berdasarkan hasil survei terbaru MIDE/RMOLSumut
rmol news logo Lembaga survei Medan Institute For Democracy (MIDE) kembali memaparkan hasil survei Pilkada Medan 2020 yang datanya diambil pada Agustus lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam survei yang dilakukan sebelum ada kepastian paslon yang diusung oleh partai-partai politik peserta pilkada, terungkap tingginya popularitas dan elektabilitas bakal calon walikota Bobby Nasution dibanding sejumlah nama lain yang saat itu berpotensi menjadi rivalnya. Seperti Ikhwan Ritonga, Akhyar Nasution, Salman Alfarisi, Maruli Siahaan, Hasyim SE dan lain-lain.

Dalam paparannya pada saat konpers secara daring, peneliti MIDE Ikhwanul Harahap mengungkapkan, perilaku responden dalam menjawab pertanyaan survei cukup dipengaruhi oleh persepsi ketidakpuasan terhadap pemerintah kota, terkait sejumlah isu seperti pelayanan publik, penanganan Covid-19, serta munculnya isu korupsi.

Dari hasil survei, permasalahan Kota Medan yang dikeluhkan oleh masyarakat adalah korupsi 17,3 persen; jalan rusak 11,1 persen; banjir 10,9 persen; susah lapangan pekerjaan 10,3 persen; kriminalitas 10,1 persen, dan kemacetan 9,3 persen.

“Dari permasalahan yang ada di Kota Medan, masyarakat mengharapkan adanya program-program seperti akses lapangan kerja, pemerintahan yang bersih, perbaikan infrastruktur, dan lain sebagainya,” kata Ikhwanul pada Jumat lalu (11/9).

Terkait kriteria pemimpin Kota Medan, Ikhwanul menjelaskan masyarakat menginginkan pemimpin yang jujur, bersih, dan bebas korupsi; pandai dan berwawasan luas; dan memiliki program yang mampu menjawab keluhan masyarakat Kota Medan terkait berbagai permasalahan yang ada.

Ikhwanul juga memaparkan tingkat kepuasan terhadap kinerja Pemerintah Kota Medan. Masyarakat yang kurang puas sebanyak 52,3%; tidak puas 12,2%; dan puas 27,5 persen. Sementara, sangat tidak puas 3,0%; sangat puas 4,2%; dan 0,8% tidak menjawab.

Terkait Pilkada Kota Medan, sebagian besar responden (56,3%) sudah mengetahui mengenai pelaksanaan Pilkada Kota Medan 2020, kemudian sebanyak 40 persen belum mengetahui, dan 3,2% menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Untuk tingkat popularitas bakal calon walikota dalam survei MIDE yang tertinggi adalah Bobby Nasution (90,9%). Mengalahkan kandidat lain seperti Akhyar Nasution (64,5%) dan Salman Alfarisi (29,1%).

Sementara melalui pertanyaan tertutup, terkait elektabilitas bakal calon walikota, Bobby Nasution juga masih mengungguli nama-nama lain dengan 44 persen. Sementara Akhyar Nasution di angka 8,8 persen dan Salman 4 persen.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pengamat politik dari Universitas Sumatera Utata (USU), Dadang Dermawan, sebagai penanggap hasil survei. Salah satu poin yang mendapat perhatian adalah rendahnya tingkat kepuasan masyarakat kepada Pemerintah Kota Medan.

“Rendahnya tingkat kepuasan masyarakat bisa sangat dirasa. Kita bisa lihat bagaimana masalah tahunan seperti banjir, jalan rusak, sampah, dan lain sebagainya masih belum teratasi. Saya juga melihat kurangnya tingkat kepuasan masyarakat karena saat ini dalam keadaan pandemi Covid-19 dan pelayanan serta antisipasi Pemkot Medan mungkin dirasa tidak memuaskan," kata Dadang.

"Meski kita harus maklumi pula bahwa isu terkait lambannya respons pemerintah menghadapi Covid-19 bukan hanya persoalan pemerintahan Kota Medan saja. Ini persoalan mulai semua tingkatan pemerintahan saat ini,” imbuhnya.

Sementara itu, pengamat politik yang juga peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu menilai, masalah Kota Medan yang dipaparkan MIDE seperti masalah korupsi pastinya akan mendapat perhatian khusus dari calon pemilih maupun khususnya para calon walikota.

“Seperti yang kita tahu tiga kepala daerah Kota Medan berurusan dengan kasus korupsi. Jadi, ke depan wajar masyarakat ingin memiliki sosok yang bersih, tidak memiliki rekam jejak yang berkaitan dengan korupsi,” pungkasnya.

Dari hasil survei ini juga terungkap bahwa sebagian besar responden melihat faktor sosok anak muda (15,9%) menjadi alasan kuat dalam memilih calon walikota Medan nantinya, selain faktor personal berwibawa (12,8%) dan berpengalaman (12,6%).

Faktor lain alasan adalah berwawasan luas (5,6%), merakyat (5,1%), tokoh baru (4,5%), putra daerah (3,7%), berjiwa sosial (2,2%), kesamaan partai politik (1,7%), dan taat beragama (1,7%).

Lembaga yang diinisiasi oleh sejumlah peneliti muda ini mensurvei 1.000 responden serta menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 3 persen. Survei dilakukan dalam periode 12-16 Agustus di seluruh kecamatan di Kota Medan.

Survei ini dilakukan sebulan sebelum pendaftaran para pasangan calon beserta partai-partai pengusung ke KPUD Kota Medan. Tentunya hasil survei elektabilitas calon kepala daerah Kota Medan ini masih akan terus bergerak setelah penetapan oleh KPUD dipastikan akhir September nanti. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA