Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Peringatan Muhammadiyah: Elite Jangan Manfaatkan Pandemi Covid-19 Sebagai Komoditas Politik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Senin, 21 September 2020, 12:55 WIB
Peringatan Muhammadiyah: Elite Jangan Manfaatkan Pandemi Covid-19 Sebagai Komoditas Politik
Sekum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti/Repro
rmol news logo Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meminta kepada para elite politik dan para politikus agar tidak memanfaatkan situasi pandemi virus corona baru (Covid-19) sebagai komoditas politik untuk kepentingan pribadi dan golongannya.

Begitu ditegaskan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti saat jumpa pers secara daring PP Muhammadiyah menyikapi Penanganan Covid-19 dan Politik Elektoral, Senin (21/9).

"Meminta kepada kepada para elite politik baik dari jajaran partai politik maupun masyarakat agar tidak memanfaatkan pandemi Covid-19 sebagai komoditas politik kekuasaan pribadi atau kelompok," harapnya.

Menurut Abdul Mu'ti, dalam situasi pandemi Covid-19 yang semakin memprihatinkan seperti saat ini, sudah sepatutnya para elite politik memberikan teladan dan menahan diri dengan memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 sebagai pasar politik.

"Seyogyanya para elite menunjukkan sikap kenegarawanan dengan kearifan menahan diri dari polemik politik yang tidak substantif," tuturnya.

Selain itu, PP Muhammadiyah juga berharap, para menteri segera menyudahi kegaduhan dengan mengeluarkan kebijakan kontroversial di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

"Para Menteri tidak seharusnya membuat kebijakan yang kontroversial dan tidak terkait langsung dengan hajat hidup masyarakat," kata Abdul Mu'ti.

Selain itu, Abdul Mu'ti menekankan agar para pejabat tinggi negara jangan sekali-kali mengeluarkan pernyataan yang seolah menihilkan peran tenaga medis selaku garda terdepan penanganan Covid-19. 

"Pejabat tinggi negara tidak menyampaikan pernyataan-pernyataan yang meresahkan, termasuk yang cenderung merendahkan kualitas dan keberadaan tenaga kesehatan Indonesia yang telah berjuang keras dengan pertaruhan jiwa-raga dalam menangani Covid-19," demikian Abdul Mu'ti. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA