Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tolak IBL Tapi Biarkan Turnamen Armuji, Pemkot Surabaya Terapkan Standar Ganda?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 28 September 2020, 09:52 WIB
Tolak IBL Tapi Biarkan Turnamen Armuji, Pemkot Surabaya Terapkan Standar Ganda?
Turnamen sepak bola yang digelar calon wakil walikota, Armuji, dibiarkan Pemkot Surabaya meski dihadiri oleh banyak penonton/RMOLJatim
rmol news logo Ketegasan Pemerintah Kota Surabaya dalam menerapkan protokol kesehatan tengah disorot tajam.

Hal Ini seiring pembiaran terhadap turnamen sepak bola yang digelar oleh calon Wakil Walikota Surabaya, Armuji. Di sisi lain, Pemkot Surabaya justru menolak izin penyelenggaraan lanjutan kompetisi basket nasional, IBL.

Seperti diketahui, calon wakil walikota, Armuji, sudah sejak Jumat (25/9) menggelar turnamen sepak bola bertajuk 'Armuji Cup'.

Turnamen itu bahkan tak mengantongi rekomendasi dari Asosiasi PSSI Kota Surabaya (Askot). Namun, Armuji Cup tetap digelar di Lapangan Persada, Lidah Kulon, dengan menghadirkan penonton.

Kepada awak media, Ketua Askot PSSI Surabaya, Mauritz Bernhard Pangkey mengatakan, panitia Armuji Cup nekat menggelar turnamen meskipun tak mengantongi rekomendasi dari Askot.

Askot sendiri tak bisa memberikan rekom karena panitia hanya melampirkan bukti tanda terima dari Pemkot Surabaya dan Kepolisian.

“Padahal untuk bisa menggelar turnamen di tengah pandemi seperti ini harus ada surat dari Gugus Tugas Covid-19,” jelas Mauritz, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Alhasil, tidak ditindaknya Armuji Cup itu memantik reaksi keras dari anggota Komisi D DPRD Surabaya, yang selama ini menjadi mitra Dinas Pemuda dan Olahraga.

Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Juliana Eva Wati, mengaku kaget membaca berita bahwa Pemkot Surabaya membiarkan turnamen sepak bola yang digelar dengan kehadiran penonton.

“Awalnya saya baca berita, setelah saya cek ternyata benar adanya. Saya sangat menyayangkan hal ini. Ini memperlihatkan Pemkot Surabaya tebang pilih dalam menegakkan aturan,” kata legislator yang biasa disapa Jeje itu.

Apalagi sebelumnya dia juga mendapatkan laporan bahwa Pemkot Surabaya secara resmi menolak permohonan digelarnya lanjutan kompetisi basket nasional IBL di Surabaya.

Padahal, lanjutan kompetisi IBL itu akan digelar tanpa penonton. Dan, hanya beberapa pertandingan saja yang rencananya dimainkan di Surabaya.

Tak hanya itu, pihak IBL juga telah menyiapkan lanjutan kompetisi itu dengan protokol kesehatan yang sudah diketahui Gugus Tugas Covid-19.

Andai IBL jadi digelar di Surabaya, salah satu tim basket asal Surabaya, Louvre, bisa lebih diuntungkan. Sebab mereka bertanding di kandang sendiri. Louvre sendiri lolos ke babak semifinal.

“Kalau IBL yang tanpa penonton dan sudah mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas ditolak dengan dasar Perwali (Peraturan Wali Kota Surabaya), kok turnamen sepak bola yang seperti itu dibiarkan?” tanyanya.

Jeje berharap Pemkot dan Polisi bersikap objektif menerapkan aturan yang sudah dibuat. Apalagi penyelenggara turnamen sepak bola yang dibiarkan itu merupakan salah satu kontestan Pilkada Surabaya 2020. Sehingga berpotensi djadikan alat menggaet dukungan masyarakat.

“Ini jadi contoh buruk di masyarakat. Pemkot yang harusnya mengedepankan kepentingan kesehatan masyarakat. Kok malah membiarkan adanya kegiatan yang berpotensi menjadi penularan virus?” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA