Survei Indikator Pilkada Tangsel: Benyamin-Pilar Ditempel Muhamad-Saras, Azizah-Ruhamaben Masih Tercecer

Sementara putri Wakil Presiden Maruf Amin, Siti Nur Azizah yang berpasangan dengan Ruhamaben masih tercecer di urutan ketiga.

Dalam survei Indikator terbaru, Benyamin-Pilar Saga mempunyai elektabiltas 27,8 persen. Diikuti Muhamad-Saraswati dengan 22,6 persen. Sementara Azizah-Ruhamaben mengantongi 12,7 persen.

Angka-angka tersebut masih sangat berpeluang mengalami perubahan hingga Desember nanti. Karena jumlah yang belum menentukan pilihan sebesar 37,0 persen.
Survei Indikator ini dilaksanakan pada Juli-Agustus 2020 dengan komparasi hasil survei September-Oktober 2019.

Dilaporkan Kantor Berita RMOLBanten, tujuan survei sendiri untuk memotret sikap dan perilaku calon pemilih Kota Tangerang Selatan mengetahui siapa di antara nama-nama tokoh di Tangsel yang punya peluang paling kuat untuk menang dalam Pilkada, setidaknya kalau diadakan sekarang.

Dalam survei tersebut masyarakat Tangsel yang setuju Pilkada digelar pada 9 Desember 2020 sebesar 65,3 persen dan yang setuju ditunda sebanyak 27,6 persen. Sementara tidak menjawab 7,1 persen.

Kemudian, awareness warga tentang akan diadakannya pemilihan langsung Walikota Tangerang Selatan pada Desember 2020 mendatang saat ini sekitar 75,2 persen, cukup tinggi.

Secara umum tingkat popularitas para calon di Tangsel terbilang rendah karena belum ada yang di atas 70 persen. Sementara ini Benyamin Davnie memiliki tingkat popularitas paling tinggi yaitu 68,2%; kemudian H. Muhamad 49%, dan Siti Nur Azizah 42,8%. Nama-nama lain tingkat popularitasnya di bawah 40%.

Namun dari nama-nama paling populer, Muhamad justru disukai oleh 59,7% dari yang mengenalnya. Kemudian Benyamin Davnie 58%, dan Siti Nur Azizah disukai oleh 44,3% dari yang mengenalnya.

Meski terlihat unggul, posisi Benyamin Davnie belum tentu aman. Pesaing paling potensial saat ini, Muhamad, siap menyalip.

Apalagi, menurut hasil survei, kondisi di Kota Tangsel masih masih cair. Masih terdapat 43,3% pemilih lemah, yakni pemilih yang besar kemungkinan mengubah pilihan. Selain itu massa mengambang pun masih banyak pada berbagai simulasi pilihan nama.

Populasi survei sendiri adalah seluruh warga negara Indonesia di Kota Tangerang Selatan yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 410 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 410 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±5% pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel berasal dari seluruh Kecamatan di Tangsel yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.