Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Haris Rusly: Bangsa Kita Berstatus Bangsa Tawanan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 06 Oktober 2020, 09:16 WIB
Haris Rusly: Bangsa Kita Berstatus Bangsa Tawanan
Haris Rusly Moti menyebut bangsa Indonesia masih menjadi tawanan bagi oligarki konglomerat hitam dan teknologi asing/Net
rmol news logo Meski sudah 75 tahun memproklamasikan diri sebagai bangsa yang merdeka, masih banyak pihak yang menyebut Indonesia belum sepenuhnya merdeka.

Memang, penjajahan yang dialami Indonesia saat ini berbeda dengan apa yang dialami para leluhur bangsa dari Belanda dan Jepang. Tapi, sudah merambah ke dalam konteks yang lebih luas dan multidimensi.

Bahkan, menurut Haris Rusly Moti, bangsa Indonesia saat ini masih menjadi bangsa tawanan. Terutama ditawan oleh dua hal: oligarki dan teknologi.

"Sobat, bangsa kita berstatus bangsa tawanan. 1. Ditawan oligarki konglomerat hitam. 2. Ditawan secara teknologi," ujar Haris Rusly Moti melalui akun Twitter pribadinya, Selasa (6/10).

Soal oligarki, ucapan eksponen gerakan mahasiswa 1998 tersebut seperti memperkuat pernyataan Menko Polhukam, Mahfud MD, bahwa 92 persen calon kepala daerah didanai cukong alias oligarki.

Kemudian, soal tawanan secara teknologi, Haris Rusly memberi contoh PT Telkom yang menjadi salah satu BUMN utama Indonesia.

Meski bertatus BUMN, faktanya Telkom dikuasai oleh vendor-vendor asing. Khususnya perusahaan yang berasal dari China.

"Telkom itu BUMN, tapi vendornya dari unjung rambut, jeroan hingga kuku, dikuasai RRC. Computasi awan (cloud) dipegang Alibaba cloud. JTE & Huawei berbagi infrastruktur," terangnya.
 
Well, tak heran jika Haris Rusly menyebut bangsa Indonesia masih menjadi bangsa tawanan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA