Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Isu SARA Muncul Di Pilkada Tangsel, Jubir Muhamad-Saraswati: Ada Yang Panik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 08 Oktober 2020, 09:20 WIB
Isu SARA Muncul Di Pilkada Tangsel, Jubir Muhamad-Saraswati: Ada Yang Panik
Iustrasi Pilkada Serentak 2020/RMOLNetwork
rmol news logo Sikap Lurah Benda Baru, Saidun dengan mengeluarkan isu politik Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA) sangat mencoreng citra baik Aparatur Sipil Negara (ASN) di Tangerang Selatan.

Terlebih, Tangsel tengah memasuki pesta demokrasi yang menetapkan tiga pasangan calon (Paslon) yakni Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo nomor urut 1, Siti Nur Azizah-Ruhamaben nomor urut 2, dan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan nomor urut 3.

Politik SARA yang dimainkan Lurah Saidun, diduga menyerang dan menyudutkan paslon nomor urut 1.

Menanggapi itu, Koordinator Jurubicara paslon Muhamad-Saraswati, Drajat Sumarsono meyakini, jika isu yang dimainkan Lurah Saidun ada satu gerakan yang sengaja melemparkan bola panas melalui isu SARA.

"Isu SARA yang dimainkan oleh oknum Lurah Saidun, saya meyakininya tidak berdiri sendiri, pasti ada satu gerakan yang sistematis. Sehingga oknum lurah tersebut berani memainkan isu SARA tersebut," tegas Drajat saat dikonfirmasi, Rabu (7/10).

Bahkan, Drajat juga melihat adanya isu SARA yang dimainkan oleh Lurah Saidun, merupakan bentuk ketakutan akan gerakan masyarakat Tangsel yang menginginkan rezim pemerintahan berganti.

"Isu SARA itu dimainkan karena pihak yang didukung oleh Lurah tersebut sangat panik melihat gerakan rakyat Tangsel yang ingin perubahan. Dan perubahan itu hanya bisa terwujud bila rezim pemerintahan berganti. Dan peluang terbesar yang bisa mengganti rezim saat ini ada pada pasangan Muhamad-Saraswati," ungkapnya, dikutip Kantor Berita RMOLBanten.

Lebih lanjut, dengan timbulnya isu politik SARA di Pilkada Tangsel, diharapkan pihak-pihak yang berwenang baik Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Kepolisian bisa memproses serta menyelidiki yang dilakukan Lurah Saidun.

"Saya berharap pihak yang berwenang baik itu Bawaslu dan kepolisian tidak hanya memproses Lurah Saidun saja, tetapi juga menyelidiki siapa otak di belakangnya yang memainkan isu SARA tersebut," tegas Drajat.

Sebelumnya, Lurah Saidun diduga melakukan ujaran kebencian terhadap agama yang ditujukan kepada salah satu pasangan calon (Paslon) di Pilkada Tangsel.

Dalam potongan gambar yang tersebar melalui aplikasi WhatsApp, Saidun mengirimkan gambar ke salah satu grup majelis Ta'lim dengan tambahan kalimat kebencian.

"Kata imam besar kita atau kata guru ngaji kita, Nasrani adalah musuh besar kita.. Semua tergantung kita," tulis Saidun di WhatsApp grup tersebut.

"Karna di Al Quran ga dianjurkan harus memilih putera daerah," ujar salah satu anggota grup menimpalkan postingan Saidun.

"Barang siape yang memilih Pemimpin'e Nasrani, maka dia yang memilih tergolong dalam Nasrani.... Takbiiir...," timpal Saidun kembali.

Sementara itu, Camat Pamulang, Mukroni membenarkan jika itu memang diunggah Lurah Benda Baru, Saidun. Dan sudah ditanyakan langsung kepada yang bersangkutan.

"Kita tanyakan ke Pak Saidun, kok bisa seperti itu. Menurut versi beliau, itu mah dulu saat pengajian. Bukan saat ini. Jauh sebelum ada pilkada seperti ini," ujar Mukroni saat dikonfirmasi, Rabu (7/10).

Namun, jika melihat pesan Saidun di grup WhatsApp tersebut tertanggal pada 6 September. Di mana diketahui, pada 6 Semptember merupakan batas pendaftaran para bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Tangsel ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA