Dalam hal ini, Menko Luhut memenuhi undangan dari anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat China (RRC) Wang Yi untuk bertemu di Yunan, China.
Pertemuan ini akan membahas mengenai perdagangan, investasi, kesehatan, pendidikan dan riset, vaksin, e-commerce, intelegensi artifisial (kecerdasan buatan) serta pertukaran budaya dan masyarakat menjadi topik bahasan utama dalam pertemuan bilateral antara keduanya.
Berbagai permasalahan atau hal pending dibahas dalam pertemuan bilateral yang dimaksud.
Pemerintah China akan menindaklanjuti permohonan dari Menko Luhut agar ada peningkatan akses pasar untuk buah tropis, produk perikanan dan seafood, serta sarang burung wallet dan penambahan impor batu bara dari Indonesia.
Menlu China, kata Luhut, akan ikut mendorong keterlibatan perguruan tinggi RRC dalam pengembangan pusat konservasi, penelitian, dan inovasi tanaman obat China-Indonesia di Humbang Hasudutan, Sumatera Utara.
“Pusat ini bisa kaya sekali dengan herbal yang berjumlah 30.000 species lebih, saya berharap dukungan dari Zhejiang University, Yunnan University, dan pusat riset unggulan di bidang tanaman obat dan industri terkait,†ujar Menko Luhut lewat keterangan persnya, Minggu (11/10).
Kerja sama “Two Countries Twin Parks†yang sejak tahun lalu diusulkan oleh Pemprov Fujian juga akan ditindaklanjuti oleh Menlu Wang Yi. Menko Luhut mengharapkan kerja sama ini bisa segera direalisasikan.
Dari sisi Indonesia, sudah ada lokasi di Bintan seluas 4 ribu hektare dengan infrastruktur pendukung yang sudah relatif baik. Konsep kerja sama, menurut Menko Luhut, juga bisa dikembangkan menjadi “Two Countries Twin Parks with Multiple Zonesâ€, dengan menyiapkan setidaknya tiga Kawasan Industri: Bintan, Batang dan Aviarna Semarang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: