"Danny gagal memimpin Makassar. Banyak mimpi dia tidak terlaksana karena dia tidak mengerti dan tahu perencanaan bahkan eksekusi," tegas Erwin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/10).
Sebagai putra daerah yang lahir dan besar di Makassar, putra founder Bosowa Group Aksa Mahmud itu prihatin dengan tata ruang dan letak kota yang belum beres. Di era Danny, jelasnya, tidak ada sesuatu yang monumental, termasuk proyek reklamasi di teluk Makassar yang dinilai merugikan nelayan.
"Persoalan reklamasi di Kota Makassar tidak terlepas dari perencanaan Danny waktu dia menjadi
urban planner sebelum jadi walikota, tapi banyak yang tidak dipelajari aspek lingkungan dan juga perizinan yang baik," kritiknya.
Hal itu makin dikritisi terkait dengan studi banding ke luar negeri yang kerap dilakukan walikota namun belum menunjukkan kemajuan berarti, baik pembangunan maupun sisi ekonomi.
Senada dengan itu, kritikan juga disampaikan oleh mantan Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin yang menilai Danny hebat dalam hal arsitek, namun bukan sebagai walikota. Hal itu disampaikan dalam menanggapi klaim pembangunan monumental di eranya adalah berkat jasa Danny.
"Saya meminta tolong kepadanya agar membantu saya merancangnya karena DP (Danny Pomanto) cukup bagus sebagai arsitektur. Tapi pertanyaan saya, kenapa saat menjabat sebagai penentu kebijakan, DP tidak membangun apa pun kecuali membenahi lorong dan mengklaimnya sebagai Lorong Nasdem?" terang IAS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: