Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Banyak Anggota Baleg Alami Intimidasi, Hendrawan: Saya Dapat Puluhan WA Gelap, Yang Lain Hingga Ratusan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 19 Oktober 2020, 11:22 WIB
Banyak Anggota Baleg Alami Intimidasi, Hendrawan: Saya Dapat Puluhan WA Gelap, Yang Lain Hingga Ratusan
Anggota Baleg, Hendrawan Supratikno, mengaku mendapat puluhan pesan WA gelap terkait UU Cipta Kerja/Net
rmol news logo Serangan semacam cyber army hingga intimidasi langsung belakangan ini marak diterima para anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI. Terutama sejak Baleg memproses RUU Cipta Kerja hingga kemudian mengesahkannya sebagai UU.

“Anggota Baleg menerima WA gelap dengan bahasa-bahasa kasar, itu seperti diorganisasir, kita hapus muncul yang lain. Jadi ada kelompok yang menyebarkan nomor WA anggota Baleg. Kita blokir, ada lagi. Saya dapat puluhan, tapi ada juga yang ratusan,” beber anggota Baleg, Hendrawan Supratikno, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (19/10).

Menurutnya, intimidasi yang diarahkan kepada anggota Baleg melalui media sosial ini dilakukan secara terorganisir oleh pihak-pihak yang kontra terhadap pengesahan undang-undang sapu jagat tersebut.

“Jadi artinya ada yang mengorganisir. Bagaimana bisa nomor kita diserbu dengan bahasa-bahasa kotor. Mudah-mudahan dengan kesadaran semakin baik, kan naskahnya sudah mulai keluar,” katanya.

Anggota Komisi XI DPR RI ini menambahkan, pesan singkat gelap tersebut terkadang awalnya disampaikan secara halus. Ketika mendapatkan penjelasan dari anggota Baleg namun tidak disetujui, mereka akan melakukan intimidasi secara kasar melalui tulisan.

“Kadang memulainya dengan bahasa halus, assalamualaikum dulu, kita balas tapi begitu. Kalau tidak dibalas lebih lagi, 'bapak begini begitu dasar, DPR begitu'...Biasalah,” lanjut anggota fraksi PDI Perjuangan ini.

Dijelaskan Hendrawan, intimidasi tersebut tampaknya bertujuan untuk membuat psikologi anggota Baleg terganggu. Hingga akhirnya berpikir ulang dan mengikuti keinginan orang yang memberi pesan singkat tersebut.

“Inginnya membuat kita tegang, membuat psikologi kita kebingungan, psikologi kita tertekan. Karena bertubi-tubi kan. Bahasa-bahasanya konyol, 'Kalian jual nasib rakyat'. Itu adalah pendangkalan proses berpikir,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA