Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

77 Persen Paslon Lebih Memilih Kampanye Tatap Muka, KPU Evaluasi Efektivitas Kampanye Daring

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Rabu, 21 Oktober 2020, 15:07 WIB
77 Persen Paslon Lebih Memilih Kampanye Tatap Muka, KPU Evaluasi Efektivitas Kampanye Daring
Ilham Sapura/Repro
rmol news logo Tahapan kampanye Pilkada Serentak 2020 yang telah berlangsung selama 30 hari dilakukan oleh banyak pasangan calon (paslon) melalui metode pertemuan terbatas atau tatap muka.

Plh. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra menerangkan, sebanyak 77 persen paslon lebih memilih kampanye tatap muka ketimbang kampanye melalui daring.

"Ada 4.196 kegiatan kampanye yang telah dilakukan. 985 dilakukan secara online dan 3.211 kegiatan kampanye dilakukan secara offline atau tatap muka, itu sebanyak 77 persen. Memang ini membuktikan masih banyak paslon menggunakan metode offline," ujar Ilham dalam diskusi virtual Rumah Pemilu, Rabu (21/10).

Dari data tersebut, KPU memandang metode kampanye daring yang masih jarang digunakan disebabkan beberapa hal. Misalnya, tidak meratanya teknologi internet di daerah dan juga tingkat pengetahuan masyarakat yang belum familiar dengan media daring.

"Bisa saja ini terkait dengan belum familiarnya masyarakat di daeraah tertentu menggunakan media daring sebagai alat kampanye. Dan ini juga pengalaman baru bagi paslon untuk menggunakan media daring dalam kampanye," ungkapnya.

Karena itu, KPU berencana mengevaluasi efektivitas pengunaan media daring sebagai metode kampanye. Karena di dalam PKPU 13/2020 tentang kampanye Pilkada, terdapat beberapa metode kampanye secara tatap muka yang telah dihapus dan diganti dengan metode daring.

"Tentu ini kami akan mengevaluasi mingguan terhadap pelaksanaan kampanye ini. Karena memang kita dalam PKPU 13 mengutamakan menggunakan media daring. Kenapa? Karena pertemuan terbatas atau tatap muka harus ada syarat-syarat tertentu yang harus dijalankan," terang Ilham.

"Misalnya pertama, berkoordinasi dengan satgas di masing-masing daerah. Kedua kita minta di tempat tersebut ada tempat cuci tangan portabel, dan ruangannya harus dua kali lipat dari jumlah orangnya," tambahnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA