Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Energy Watch: Hilirisasi Nikel Jadi Langkah Strategis Industri Minerba Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Kamis, 22 Oktober 2020, 17:32 WIB
Energy Watch: Hilirisasi Nikel Jadi Langkah Strategis Industri Minerba Indonesia
Ilustrasi industri nikel/Net
rmol news logo Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong pembangunan hilirisasi industri nikel untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya nikel Indonesia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal itu seiring dengan akuisisi 20 persen saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) atau MIND ID. Akuisisi itu membuat kapasitas MIND ID dalam menggenjot hilirisasi produk nikel akan bertambah.

Selain itu, Erick Thohir mengungkapkan MIND ID akan memiliki akses strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku industri hilir nikel Indonesia baik untuk menjadi stainless steel maupun baterai kendaraan listrik.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menyambut positif langkah Erick Thohir untuk mengembangkan potensi nikel Indonesia, hal itu merupakan langkah strategis untuk industri minerba Indonesia.

“Saya menyambut baik pembelian ini, saya kira dengan langkah ini menjadi langkah strategis industri mineral kita terutama dari Inalum, harapanya nanti ke depan bisa membantu keuangan Inalum dan juga setidaknya penerimaan negara dari sektor mineral pun meningkat, ini langkah strategis karena cadangannya juga kan masih cukup besar,” kata Mamit kepada wartawan, Kamis (22/10).

Mamit menambahkan hilirisasi indutri minerba ini diyakini juga akan meningkatkan nilai tambah seperti halnya kemampuan Indonesia untuk memproduksi electric vehicle (EV) battery sendiri yang kemudian diekspor ke luar negri. 

“Sangat mungkin sekali dan sekarang Vale sudah punya smelter, setidaknya ini bisa meningkatkan added value dari mineral yang dihasilkan begitu,” ungkapnya.

Lanjut Mamit, di tengah era elektrivikasi, salah satunya pengembangan kendaraan bermotor listrik, ke depan harapan Indonesia untuk menjadi produsen battery dunia bisa terwujud.

”Saya kira itulah mimpi kita, mimpi bangsa ini, kita menjadi produsen baterai di tengah elektrival ini mulai berkembang, memang untuk pasar dalam negri masih kecil, tetapi kita harus melihat mungkin kedepan ketika kita mejadi pasar terbesar ataupun produsen terbesar kita bisa melakukan ekspor,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mamit berharap pemerintah dapat mengundang investor perusahaan mobil listrik internasional  untuk menanamkan investasinya di Indoneisa, karena ketersediaan akan kandungan nikel yang dimiliki Indonesia.

“Jadi ada added value yang lain juga ke depan di lapangan, seperti lapangan pekerjaan terus juga program untuk menggunakan kendaraan litrik semakin berkembang, jadi ada banyak value positif yang didapatkan kalau memang ini sesuai dengan yang direncanakan,” pungkasnya.

Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel bahan baku utama EV Battery terbesar dunia yang menguasai 27 persen kebutuhan pasar global.

Sejak kebijakan ekspor nikel dilarang per 1 Januari 2020, MIND ID ditantang untuk melakukan inovasi dan restrukturisasi model bisnis dalam industri ini, sekaligus meningkatkan value chain dari nikel nusantara yang berlimpah.

Tak hanya pembangunan pabrik lithium-ion yang rencananya di dekat dua tambang nikel milik PT Antam di Tanjung Buli, Halmahera Timur dan di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara agar bisa berkompetisi di pasar EV Battery dunia yang 27,9 persen dikuasai China. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA