Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin. Dia menilai Presiden Jokowi terlalu banyak menegur tanpa adanya solusi.
"Harusnya dari awal jika ada kinerja menterinya jeblok dan komunikasinya buruk, maka ganti saja. Mengganti tak berani, maka yang ada marah-marah dan hanya menegur," ujar Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (23/10).
Dalam pandangan Ujang, sejumlah menteri punya peluang besar di-reshuffle Presiden Jokowi. Seperti Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly, Menteri Sosial, Juliari P Batubara.
"Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim), Menag (Menteri Agama, Fachrul Razi), Menaker (Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah), Menparekraf (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio), Menteri BUMN (Erick Thohir), dan tim Ekonomi," pungkas Ujang.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi sudah beberapa kali meniupkan isu reshuffle kabinetnya saat memarahi para menterinya. Sejumlah pihak pun memprediksi, Jokowi akan mereshuffle para pembantunya pada Oktober ini.
Namun hingga pekan terakhir Oktober, belum ada tanda-tanda Jokowi akan melakukan perombakan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: