Begitu kata peneliti Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata menanggapi adanya teguran dari Presiden Jokowi kepada para anak buahnya karena memiliki komunikasi buruk.
"Sedari awal, komunikasi publik para menteri periode kedua rezim Jokowi banyak kontroversi. Hal itu juga menular di sejumlah orang dekat lingkaran Istana," ujar Dian Permata kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Juat (23/10).
Dian pun membeberkan beberapa komunikasi para menteri Jokowi yang kontroversi. Pertama ada nama Menkominfo Johnny G. Plate yang seolah memonopoli kebenaran mengenai polemik UU Ciptaker.
Lalu ada Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin yang menyebut para pendemo sebagai sampah demokrasi.
"Lalu di awal pandemi ada pernyataan Menhub (Budi Karya) soal orang Indonesia kuat menghadapi Corona lantaran nasi kucing. Fachrul Razi (Menag), yang kerap bikin gaduh dengan statementnya. Misalnya, radikalisme masuk ASN lewat
good looking,†sambung Dian.
Dari sebagian pernyataan para menterinya Jokowi yang penuh kontroversi tersebut, kata Dian, sudah menunjukkan bahwa banyaknya menteri di periode kedua Jokowi gagap soal komunikasi publik.
"Jika mereka terus melakukan blunder komunikasi, maka akan mengrongrong wibawa pemerintahan,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: