Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

LaNyalla: Saya Lihat Langsung, UMKM Sudah Teruji Di Massa Krisis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Minggu, 25 Oktober 2020, 15:31 WIB
LaNyalla: Saya Lihat Langsung, UMKM Sudah Teruji Di Massa Krisis
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam rangkaian reses di Malang/Ist
rmol news logo Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu perhatian Senator asal Jawa Timur, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam rangkaian reses di Malang.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

LaNyalla menegaskan, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sangat besar, yakni mencapai sekitar 54 persen. Untuk itu, pemulihan ekonomi di masa pandemi ini harus mengikutsertakan peran UMKM secara lebih dominan karena telah terbukti sebagai backbone perekonomian di Jawa Timur.

“UMKM telah teruji di masa krisis. Karena itu saya ingin melihat langsung kinerja di masa pandemi ini. Salah satu yang saya apresiasi adalah industri kecil pembuatan kripik singkong di Malang yang tetap berkinerja baik di tengah pandemi,” ujar LaNyalla saat mengunjungi tempat produksi kripik singkong Lumba-Lumba, di kawasan Turen, Kabupaten Malang, Minggu (25/10).

Mantan ketua umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim itu juga mengapresiasi pemilik UMKM yang tidak mengurangi 120 tenaga kerjanya, dan tetap menyerap singkong hasil tanam masyarakat sekitar. Hal ini dinilai positif di tengah banyaknya perusahaan yang melakuka pengurangan karyawan.

Di tengah prestasi UMKM tersebut, ia tak memungkiri keberadaan usaha kecil turut terdampak wabah Covid-19. Oleh karenanya, Ketua DPD RI ini mendukung agenda KADIN Jatim yang akan menggelar pameran produk UMKM Jatim di Grand City Surabaya pertengahan November nanti.

Owner Kripik Singkong Lumba-Lumba, Sucipto mengatakan, memang selama pandemi permintaan produk kripik singkong mengalami penurunan yang berakibat turunnya produksi.

Ia pun membeberkan saat ini pasokan bahan baku singkong yang diolah mencapai 6-8 ton per hari. Sementara sebelum pandemi Covid-19, ia bisa mengolah sekitar 10-12 ton per hari. Dari bahan baku tersebut ia berhasil memproduksi sekitar 3 ribu bungkus kripik singkong per hari.

Kripik singkong itu dipasarkan di toko dan di pasar tradisional. Sementara pemasaran di ritel modern masih terbatas satu ritel modern, yakni Indomart.

“Dalam satu kali pengiriman ke Indomart, saya biasanya bisa kirim sekitar 20 dos. Satu dos berisi 26 bungkus dan harga perbungkus sekitar Rp 20 ribu. Dengan skema pembayaran beli putus. Saat order dibayar separuh dan setelah dikirim dilunasi sisianya,” terang Sucipto. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA