Pernyataan tersebut disampaikan Eva dalam rangka menjawab persepsi publik yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia mengenai tindakan represif aparat penegak hukum kepada para demonstran hingga berujung pada aksi anarkis dalam beberapa waktu terakhir.
“Saya harus mengakui dan Pak Jokowi juga ngaku bahwa, komunikasi publik pemerintah jelek banget, baik massa covid maupun massa UU Cipta Kerja itu kan jelek itu. Harus kita akui jadi kalau itu berdampak pada persepsi kepada responden-responden yang terjaring itu masuk akal,†ujarnya saat menjadi penanggap rilis survei Indikator bertajuk “Politik dan Pilkada Era Pandemi†yang disiarkan virtual pada Minggu (25/10).
Menurutnya, saat ini sosial media telah dikuasai oleh kelompok oposisi pemerintah sehingga banyak masyarakat yang mudah terhasut dan menyatakan demokrasi di Indonesia kian luntur.
“Tapi karena ini persepsi, maka apa yang ada di media apa yang ada di sosmed yang dipakai rujukan. Sementara ada temuan ternyata sosmed itu kan didominiasi oleh kelompok oposisi,†bebernya.
“Walaupun, sekarang sudah pakai buzzer segala macem, tapi kalau di-tracking ataupun didiagnosa kan dominannya adalah dominan yang oposisi tunenya bukan harus orangnya partai,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: