Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bicara Kesetaraan Gender, Susi Pudjiastuti: Jangan Merasa Terkekang Sebagai Seorang Wanita

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Selasa, 27 Oktober 2020, 14:53 WIB
Bicara Kesetaraan Gender, Susi Pudjiastuti: Jangan Merasa Terkekang Sebagai Seorang Wanita
Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti dalam webinar Woman Empowerment: The Role of Women in Protecting Earth/Ist
rmol news logo Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan merupakan salah satu prioritas dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Berdasarkan beberapa kajian, perempuan telah menjadi solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi oleh negara-negara di berbagai belahan dunia. Ekonomi yang melibatkan perempuan dapat tumbuh lebih cepat dan lebih produktif.

McKinsey Global Institute Report (2015) menyebutkan, 12 triliun dolar AS dapat ditambahkan pada GDP global sampai 2025 dengan memberdayakan kesetaraan perempuan. Sedangkan berdasarkan IMF (2016), pemberdayaan perempuan dapat membawa tiga manfaat bagi sektor bisnis, yaitu mendorong pertumbuhan dan mengurangi kesenjangan, meningkatkan produktivitas melalui peningkatan talenta perempuan, serta meningkatkan diversifikasi ekonomi yang mendorong pusat-pusat pertumbuhan baru.

Tak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, perempuan juga berperan penting dalam aksi adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim melalui pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, energi, air dan pengelolaan lahan.

“Ada beberapa contoh bagaimana sektor swasta dapat ambil bagian dalam pemberdayaan perempuan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membawa manfaat secara ekonomi, sekaligus berdampak positif untuk merawat kelestarian lingkungan,” kata Chairman IBCSD, Sihol Aritonang dalam webinar Woman Empowerment: The Role of Women in Protecting Earth, Selasa (27/10).

Beberapa pihak swasta yang turut memainkan peran penting perempuan di antaranya Bayer Indonesia. Sebagai pemimpin di bidang pertanian, Bayer menargetkan mendukung 4 juta petani kecil, 20 % di antaranya adalah petani perempuan pada tahun 2030 di Indonesia.

Grup APRIL, Produsen pulp dan kertas berkelanjutan yang berbasis di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau juga memiliki program pemberdayaan perempuan, salah satunya dengan mendirikan Rumah Batik Andalan yang memberdayakan lebih dari 70 ibu rumah tangga untuk meningkatkan pendapatan lewat membatik.

Inisiatif sektor swasta ini memperlihatkan bahwa upaya-upaya untuk mengembangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun. Namun, masih ada tantangan nyata yang harus dihadapi bersama oleh pemerintah, sektor bisnis dan masyarakat.

Pandemi Covid-19 diakui telah menimbulkan distorsi hampir seluruh sektor kehidupan ternyata juga berdampak bagi kaum perempuan. Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) dan Komnas Perempuan mencatat, peningkatan kasus kekerasan pada perempuan sebesar 75 persen sejak pandemi Covid-19. Kasus kekerasan pada perempuan ini terjadi baik pada ranah personal (75,4%), ranah komunitas (24,4%) dan ranah negara (0,08%).

Meningkatnya kasus kekerasan pada perempuan pada masa sulit pandemi Covid-19 menyingkap masih adanya kerentanan terhadap capaian kita dalam kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Kita perlu mendidik diri terus-menerus untuk memastikan bahwa kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan mengakar kuat dalam mindset, tindakan dan budaya kita.

“Untuk para wanita muda, saya pesan, yang paling penting kita liberate our mind. Jangan pernah merasa terkekang atau terkungkung karena kita merasa wanita. Justru kita bebaskan pikiran bahwa kita wanita bisa melakukan apa saja, seperti yang dilakukan oleh pria,” pesan Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti.

Selain Susi Pudjiastuti, hadir dalam webinar tersebut di antaranya Staf Khusus Presiden Bidang Sosial yang juga merupakan Managing Director Indika Foundation, Ayu Kartika Dewi. Kemudian UNFPA Gender Specialist, Risya Kori, serta Peneliti UNFPA, Ignatius Praptorahardjo. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA