Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Katib Aam PBNU: Kawal Pancasila, Menghormati Perbedaan Adalah Kekuatan Bangsa Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Rabu, 28 Oktober 2020, 21:48 WIB
Katib Aam PBNU: Kawal Pancasila, Menghormati Perbedaan Adalah Kekuatan Bangsa Indonesia
Seminar GP Ansor dan BPIP bertema Islam Rahmatan Lil Alamin, Pancasila and The Commission on Unalienable Rights: Preserving and Strengthening A Rules-Based Internasional Order In The 21st Centur Founded Upon Shared Civilizational Values/Repro
rmol news logo Seluruh elemen bangsa harus turut serta menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), salah satunya dengan mengawal dan menegakkan ideologi Pancasila.

Hal tersebut disampaikan Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dalam seminar bertema 'Islam Rahmatan Lil Alamin, Pancasila and The Commission on Unalienable Rights: Preserving and Strengthening A Rules-Based Internasional Order In The 21st Century Founded Upon Shared Civilizational Values' secara offline dan online, Rabu (28/10).

Seminar tersebut dilaksanakan atas kerja sama antara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan GP Ansor dalam rangka Hari Santri dan Sumpah Pemuda.

KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, GP Ansor terus menyuarakan kepada seluruh organisasi keagamaan di dunia untuk berkolaborasi dalam menghentikan cara pandang masyarakat yang diskriminatif terhadap perbedaan agama.

“Misi utama GP Ansor adalah perdamaian. GP Ansor dikenal dunia karena berhasil menyelesaikan berbagai masalah keumatan yang mengancam kedaulatan Negara Republik Indonesia," jelas Gus Yahya.

Mantan Anggota Dewan Presiden ini menekankan pentingnya menghargai perbedaan agama. Menurutnya, semua pihak harus memiliki keyakinan dan keinginan yang sama demi kemajuan Indonesia ke depan.

"Menghormati perbedaan adalah suatu kekuatan yang sangat besar bagi suatu bangsa majemuk. Sekali pun berbeda, mereka adalah bangsa Indonesia. Sama seperti kita pemilik Indonesia, mari kita rawat kebhinnekaan ini dengan baik," tegas Gus Yahya.

Di kesempatan yang sama, Kepala BPIP, Yudian Wahyudi mengatakan perjuangan kemerdekaan Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran santri.

"Santri itu adalah pahlawan, ini sudah diakui oleh pemerintah. Kebetulan hari ini juga bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda. Kegiatan ini juga dalam penguatan benih-benih ideologi Pancasila bagi seluruh pemuda Indonesia,” kata Yudian.

Seminar yang digelar di Jakarta ini menghadirkan beberapa tokoh, di antaranya Menko PMK, Muhadjir Effendy; Menteri Hukum dan HAM, Yassona H Laoly; Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid; Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP, Jenderal TNI (Purn) Try Soetrisno; Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya; Kepala BPIP, Prof Yudian Wahyudi dan beberapa lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, beberapa tokoh juga hadir sebagai pembicara, seperti Menko Polhukam, Mahfud MD; Dewan Pengarah BPIP, Rikard Bagun; Katib Aam PBNU, Yahya Cholil Staquf; Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti; Ketua Commission on Unalienable Rights, Kemenlu Amerika Serikat, Mary Ann Glandon; Commission on Unalienable Rights, Kemenlu AS, F. Cartwright Weilnad; Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas; dan beberapa lainnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA