Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonom: UU Cipta Kerja Wajibkan Pemerintah Lindungi Lahan Dan Sejahterakan Petani

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Kamis, 29 Oktober 2020, 13:25 WIB
Ekonom: UU Cipta Kerja Wajibkan Pemerintah Lindungi Lahan Dan Sejahterakan Petani
Ilustrasi
rmol news logo Omnibus law Undang Undang Cipta Kerja yang sudah disahkan dinilai akan tetap memprioritaskan perlindungan terhadapn keberadaan lahan pertanian.

Dikatakan ekonom Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Surya Vandiantara, meski semangat utama omnibus law itu adalah penciptaan lapangan kerja. Namun, jika aktivitas itu harus mengubah peruntukan lahan pertanian, maka pemerintah wajib menggantinya.

"Demi kepentingan terbukanya lapangan pekerjaan, alih fungsi lahan pertanian itu mungkin saja terjadi. Tapi pemerintah tetap diikat oleh aturan, bahwa (pemerintah) bertanggung jawab pada produksi pangan dalam negeri," kata Surya Vandiantara dalam keterangannya, Kamis (29/10).

"Secara tidak langsung itu mewajibkan pemerintah harus membuka lahan pertanian baru untuk mengganti lahan yang sudah dialihfungsikan tadi," dia menambahkan.

Ketentuan tersebut tertuang dalam pasal 31 UU Cipta Kerja yang mengubah pasal 19 UU 22/2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan. Juga pada pasal 124 UU Cipta Kerja yang mengubah pasal 44 UU 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Dengan cara seperti itu, menurut Surya, maka penciptaan lapangan kerja dan perlindungan lahan pertanian dapat berjalan beriringan. Meskipun, harusnya pemerintah juga membuat masterplan antara mana kawasan pertanian dan mana kawasan industri.

Selain itu, lanjutnta, UU Cipta Kerja juga dinilai berdampak positif pada kesejahteraan petani.

Pasalnya, pemerintah diwajibkan untuk memprioritaskan hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional, baru kemudian impor pangan, untuk memenuhi ketersediaan pangan nasional.

"Jadi bukan impor yang menjadi prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi produksi dalam negeri," katanya.

Kondisi itu dinilai Surya akan menjadikan petani sebagai tuan rumah di negaranya sendiri. Karena hasil produksi petani akan mendapatkan pasar yang besar dan diproteksi dari serbuan impor dari luar negeri.

"Nah, ini artinya petani kemudian akan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, di mana Indonesia itu pasar yang besar dan akan ada jutaan orang yang mengkonsumsi produksi pertanian petani kita sendiri," jelasnya. 

Surya juga menegaskan, pertanian tetap menjadi perhatian utama pemerintah melalui UU Cipta Kerja. Buktinya, beleid ini juga mewajibkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjamin terwujudnya keamanan pangan.

"Mulai dari mengutamakan produksi dalam negeri, lalu pemerintah pusat dan daerah juga wajib untuk membina dan mengawasi norma, standar, prosedur dan kriteria keamanan pangan. Ini bentuk kepedulian pemerintah terhadap sektor pertanian," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA