Hal itu tampak pada sejumlah jabatan strategis di pemerintahan Jokowi-Maruf. Ditambah, hubungan Jokowi dengan parpol lain juga semakin mesrah.
Menyikapi hal tersebut, politisi PDIP, Aria Bima mengaku tidak paham dengan maksud dari pernyataan liar tersebut yang menyudutkan PDIP imbas dari pernyataan rekannya politisi PDIP, Darmadi Durianto.
"Tidak ngerti saya, coba tanya ke Darmadi," tegas Aria Bima kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/10).
Pimpinan Komisi VI DPR ini tidak mau menanggapi lebih kanjut. Pasalnya, dia mengaku sama sekali tidak paham maksud dari komentar sebagian masyarakat termasuk pengamat politik perihal PDIP yang menanggapai omongan Darmadi.
"Saya betul-betul tidak ngerti komentar itu," imbuhnya.
Dihubungi terpisah, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat kompak dengan Aria Bima, yang meminta agar hal itu ditanyakan langsung kepada Darmadi.
"Agar dikonfirmasi
statement lengkapnya ke Pak Darmadi. Itu,
statement pribadi Pak Darmadi, agar di-
cross check kepada yang bersangkutan," ujar anggota DPR ini.
Darmadi Durianto sebelumnya menyarankan agar Presiden Jokowi untuk segera mereshuflle kabinet. Hal ini berkaitan dengan adanya gelagat tidak biasa dari orang-orang kepercayaan Presiden di dalam kabinet.
Dia mengatakan, Presiden sudah harus siapkan nama-nama pengganti menteri yang dianggap tidak loyal. Saran dia, menteri yang tidak loyal lebih baik diganti ketimbang menggerogoti dari dalam.
Menteri yang tidak loyal itu bahkan bisa menelikung dengan cara mengambil alih kekuasaan di tengah jalan. "Hati-hati kudeta merangkak" kata Darmadi.
Beberapa pengamat berpendapat, pernyataan Darmadi itu merupakan sinyalemen ketidaknyamanan PDIP dengan adanya porsi lebih kepada parpol lain dalam pemerintahan Jokowi.
Ditambah, jumlah menteri PDIP yang ada di kabinet juga tidak banyak seperti yang diharapkan di awal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: