Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Galakkan 'Ayo Kita Mencoblos', IMM Ajak Warga Bengkulu Gunakan Hak Pilihnya Dalam Pilkada

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Sabtu, 31 Oktober 2020, 23:50 WIB
Galakkan 'Ayo Kita Mencoblos', IMM Ajak Warga Bengkulu Gunakan Hak Pilihnya Dalam Pilkada
Acara Pilkada Talks di Hotel Putri Gading, Bengkulu, dengan tema "Kontribusi Milenial dalam suksesi Pilkada Tahun 2020: No Golput, No Hoax"/RMOLBengkulu
rmol news logo Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bengkulu bersama Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu menggelar Pilkada Talks di Hotel Putri Gading dengan tema "Kontribusi Milenial dalam Suksesi Pilkada Tahun 2020: No Golput, No Hoax", Jumat kemarin (30/10).

Acara Pilkada Talks ini diikuti oleh kader IMM Bengkulu yang dipandu oleh Jaka Dernata dan menghadirkan narasumber Komisioner KPU provinsi Bengkulu, Darlinsyah MSi , Wakil Rektor III UMB Dr Susiyanto MSi, dan Sekretaris Umum DPD IMM Provinsi Bengkulu Kasrul Pardede.

"Kontribusi milenial dalam kontestasi harus ada sebab pemuda adalah penentu generasi di masa datang. Kita harus ikut bergembira, karena golput itu apatis apalagi bagi kaum milenial khusus mahasiswa sebagai kaum intelektual," kata Ketua DPD IMM Provinsi Bengkulu, Iqbal Hafsari, dalam sambutannya.

Selain itu, Kasrul Pardede mengatakan, IMM mempunyai peran penting dalam suksesi Pilkada baik di Bengkulu maupun daerah lainnya.

"Peran IMM itu mengkampanyekan dan mengajak masyarakat "ayo kita mencoblos" sebagai pelaku suksesi Pilkada, sebagai agen sosial kita harus menyadari bahwa pilkada itu penting dalam menentukan pembangunan kedepan," papar Kasrul.

"Kita juga mengimbau kepada seluruh kader IMM Bengkulu agar cerdas dalam memberi informasi publik. Jangan sampai kita men-share berita yang belum tahu kejelasan validitas datanya. Mari kita sama-sama mensukseskan Pilkada jangan golput dan jangan hoax," ucap Kasrul.

Sementara itu, Darlinsyah menyampaikan, bagi penyebar hoax itu bisa dipidana baik pidana pemilu maupun pidana umum kemudian akan ditangani oleh kepolisian. Apalagi kampanye hitam ini bisa menggangu pemilih pemula.

"Jadi sampaikan visi-misi calon kepada masyarakat dengan jelas, beri edukasi dan informasi demokrasi yang bagus jangan sampai menyampaikan hal-hal yang bisa merusak tatanan demokrasi. jadi hal ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memberi pendidikan kepada masyarakat," jelas Darlinsyah, dikutip Kantor Berita RMOLBengkulu.

Selanjutnya, Susiyanto mengatakan, dari hasil risetnya pada 2009, 2014, dan 2019, kelompok pemilih itu dibagi menjadi dua yakni pemilih pemula dan pemilih pemuda.

"Dari hasil riset ini menunjukan bahwa 2,5 persen adalah pemilih pemula, dan mereka tidak akan terpengaruh oleh kata-kata "pilih aku". Namun mereka terpengaruh dengan isu yang berhubungan setiap hari seperti fasilitas umum, pelayan publik, dan kebutuhan sehari-hari," jelasnya.

"Untuk pemilih pemuda ini sudah mempunyai karakteristik, mereka lebih mengutamakan suara kelompok bukan individu seperti komunitas, organisasi daerah dan semacamnya," tambahnya.

Lebih lanjut, peran akademisi strategis sekali karena pernyataan yang disampaikan tidak semata-mata opini, namun pernyataan akademisi berdasarkan riset.

"Peran akademisi sangat bagus apalagi jika dilibatkan kedalam tim-tim sukses, jadi ketika pasca pilgub dan pilbup saat menyusun program kerja sesuai data real riset bukan berdasarkan keinginan semata," tuturnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA