Peneliti Indef, M. Zulkifar Rahmat mengatakan, pada periode kedua ini, pemerintahan Jokowi lebih cenderung melangkah dengan pola pragmatisme keuntungan dalam menjalin hubungan luar negeri.
Zulkifar menerangkan, bahwa kecenderungan Jokowi tersebut terlihat akhir-akhir ini. Ia mengambil contoh dari proyel jalur kereta api Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya.
"Indonesia membatalkan pembangunan jalur kereta api Jakarta-Bandung yang dilakukan atas kerjasama dengan Tiongkok dan memulai pembangunan jalur baru Jakarta-Surabaya dengan melibatkan Jepang," ujar Zulfikar dalam Forum 100 Ilmuwan Sosial Politik LP3ES bertajuk "Evaluasi Politik Luar Negeri & Perubahan Ekonomi Globalâ€, Minggu (1/11).
Apa yang dikatakan Zulfikar pun diamini peneliti LP3ES, Nur Iman Subono.
Dia menyinggung pragmatisme Jokowi dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri di periode kedua pemerintahannya.
Lebih tepatnya, ia mengaitkannya dengan persona Jokowi yang memang bukan berasal dari kalangan elit politik.
"
Background-nya yang berasal dari kalangan pengusaha membuat Jokowi membawa perspektif pragmatisme ke dalam berbagai kebijakan luar negeri Indonesia," katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: