Kata Kepala Negara dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, siang ini, nilai investasi kuartal ketiga tahun ini masih berada diangka minus 5 persen.
"Jadi investasi kita di kuartal 3 minusnya masih di atas 5 (persen), tapi nanti kita tunggu hitung-hitungan dari BPS (Badan Pusat Statistik). Masih kurang lebih 6 (persen) minus(nya)," ujar Jokowi dalam sidang yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (2/11).
Angka tersebut, menurut Jokowi, masih berada diposisi tinggi. Padahal dirinya sudah mengingatkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk menggenjot investasi pada kuartal ketiga.
"Saya sebenarnya sudah mewanti-wanti kepada Kepala BPKM dan Menko Marinves agar paling tidak di kuartal ketiga ini bisa minus di bawah 5 (persen), tapi ternyata belum bisa," ucap Jokowi.
Karena itu, mantan Wali Kota Solo ini meminta Luhut dan Bahlil untuk menggenjot nilai investasi untuk kuartal keempat. Caranya adalah dengan memanfaatkan fasilitas bebas bea masuk atau
Generalized System of Preferences (GSP) yang diberikan pemerintah Amerika Serikat untuk produk-produk impor dari Indonesia.
"Oleh sebab itu ini (nilai investasi) dikejar di kuartal keempat, dan nanti di kuartal pertama bulan Januari, Februari, Maret (2021) sudah mulai bergerak lagi," ungkapnya.
"Saya ingin mengingatkan bahwa kesempatan untuk memperbaiki investasi ini kita diberikan peluang, karena kemarin GSP untuk masuk ke Amerika sudah diberikan perpanjangan,"demikian Joko Widodo.
Sebagai informasi, Realisasi investasi pada kuartal II/2020 tercatat hanya Rp191,9 triliun, terkontraksi -4,3% (yoy) dibandingkan kuartal II/2019 dan sebesar -8,9% (qtq) bila dibandingkan dengan kuartal I/2020.Â
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: