Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menko Airlangga: Secara Global, Proyeksi Perekonomian Akan Tumbuh Positif Di Tahun 2021

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Senin, 02 November 2020, 15:48 WIB
Menko Airlangga: Secara Global, Proyeksi Perekonomian Akan Tumbuh Positif Di Tahun 2021
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto/Net
rmol news logo Pandemi Covid-19 yang belum berlalu membuat sejumlah negara terdampak masih harus berjuang untuk menahan laju kontraksi ekonomi yang diproyeksikan akan kembali positif pada tahun 2021.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal tersebut disampaikan Mendko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam seminar nasional rapat koodinasi nasional (Rakornas) Komisi Penyiaran Indonesia yang digelar virtual, Senin (2/11).

"Proyeksi dari ekonomi global di tahun 2020 ini terkontraksi range-nya mulai minus 4,4 sampai 5,2 persen, tetapi hal positifnya di tahun 2021 hampir semuanya memproyeksikan positif," ujar Airlangga.

Proyeksi tersebut diantaranya oleh World Bank yang memperkirakan tahun 2021 positif 4,2 persen dan International Monetary Fud (IMF) yang memprediksi ekonomi tumbuh positif 5,2 persen di tahun 2021.

Dikatakan Airlangga, kontraksi yang sama juga dirasakan Indonesia. Di mana pada kuartal II tumbuh negatif 5,32 persen dengan catatan beberapa sektor tetap tumbuh positif.

"Khusus Indonesia di Q2 -5,32 persen, kemudian kita lihat faktor-faktornya mulai dari konsumsi rumah tangga, pembentukan LPMPRT, konsumsi pemerintah sebagai penopang (perekonomian) dan ekspor di Q2 masih positif," jelasnya.

Lanjutnya, saat ini program-program pemulihan ekonomi sudah dijalankan pemerintah. Hasilnya, perlahan mulai tampak membawa pertumbuhan positif pada beberapa sektor.

"Kalau kita lihat khusus di Indonesia, PMI (prompt manufacturing index) sudah mulai ada kenaikan, sektor retail indeksnya membaik, walaupun pasar kendaraan bermotor masih terkontraksi," ucapnya.

Ketua Umum Partai Golkar ini juga menjelaskan, apabila dilihat dari segi inflasi, Indonesia masih relatif rendah yakni 1,42 persen. Artinya dibandingkan target 3 persen dengan plus minus 1 persen menunjukkan daya beli masih rendah.

"hal ini yang terus kita perhatikan, bahwa dengan inflasi rendah maka demand site kita juga masih rendah," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA