Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Ingin Kalah Perang, Golkar Jatim Gelar Pelatihan 'Pasukan Infanteri'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 05 November 2020, 08:05 WIB
Tak Ingin Kalah Perang, Golkar Jatim Gelar Pelatihan 'Pasukan Infanteri'
Ketua DPD Golkar Jatim, Sarmuji, didampingi pengurus DPD usai pembukaan TOT/Istimewa
rmol news logo Menghadapi 'peperangan' dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak (Pilkada) 2020, Parta Golkar Jawa Timur terus memperkuat pasukan mereka. Salah satunya dengan menggelar pelatihan saksi melalui acara bertajuk "Jaga Suara, Jaga Pemilih, dan Jaga TPS" yang diikuti oleh perwakilan dari 19 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada Serentak.

Kepala Badan Saksi Nasional (BSN) DPD Golkar Jatim, Heri Soegiono mengatakan, acara ini diikuti oleh 107 peserta. Rinciannya, 5 orang dari perwakilan 19 kabupaten/kota pelaksana Pilkada, dan 10 perwakilan dari Golkar Jatim.

Heri menjelaskan, acara ini menindaklanjuti arahan dari DPP melalui Badan Saksi Nasional.

"Ini program jangka panjang, yakni sampai pilpres dan pemilihan legislatif 2024," kata Heri dalam sambutannya.

Di samping itu, tentu saja pelatihan ini juga untuk menghadapi ajang politik terdekat. Di antaranya, Pilkada Serentak di 19 kabupaten/kota di Jatim.

Heri juga mengingatkan, target Partai Golkar menang di mayoritas daerah. Dari 19 kabupaten/kota yang menggelar Plkada, Golkar menargetkan 70 persen kemenangan.

Dengan melalui pelatihan saksi, Heri optimistis akan menang lebih banyak dari target. "Kita optimistis, dari 70 persen bisa jadi 90 persen kalau mengoptimalkan ilmu dari acara ini," ujar Heri, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Sementara itu, Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji menambahkan, berdasarkan evaluasi pemilihan legislatif di 2019, jumlah saksi masih bisa ditingkatkan.

"Kita masih bisa menambah penempatan saksi," kata Sarmuji di atas podium.

Anggota DPR RI dari Dapil Jatim ini menjelaskan bahwa banyak kecamatan yang menjadi basis suaranya tak memiliki saksi.

"Bukan hanya di satu kecamatan, namun juga sejumlah kecamatan lain. Beruntung, kami masih menjadi caleg dengan suara terbanyak di dapil ini," kata Sarmuji.

Pihaknya berharap dengan melalui TOT tersebut, masalah ini bisa diantisipasi. Tak hanya mengawal suara saat pencoblosan, lebih jauh, para saksi juga menjadi pasukan pengawal suara dari sebelum pemungutan hingga pascapenghitungan suara.

"Saksi berperan penting dalam 'perang darat'. Saksi tidak hanya bertugas saat pemungutan suara, mereka juga menjadi 'pasukan infanteri' untuk mencari suara," tambah Sarmuji.

Khususnya di Pilkada, saksi dapat membantu partai mewujudkan target di pilkada. "Kita sudah petakan, kita menang di angka 68-74 persen. Itu setara 13-14 daerah yang harus dimenangkan," jelasnya.

"Kita juga sudah mengecek daerah. Sampai memastikan kandidat, tim pemenangan, netralitas penyelenggara, hingga basis suara yang bisa dioptimalkan," tandas Sarmuji. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA