Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat: Ada Tiga Peluang Kesalahan Survei Charta Politika Pada Pilgub Kalteng

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Kamis, 05 November 2020, 22:34 WIB
Pengamat: Ada Tiga Peluang Kesalahan Survei Charta Politika Pada Pilgub Kalteng
Pilkada serentak 2020/RMOL
rmol news logo Pengamat Politik, John Retai menilai lembaga survei Charta Politika Indonesia berkemungkinan melakukan kesalahan dalam survei Pilgub Kalimantan Tengah (Kalteng) 2020.

“Secara umum ya, saya tidak terlalu melihat angka-angka surveinya, tapi yang pasti kaya gini, survei itu kan hasil pengkajian, yang pentingnya kan ada peluang untuk terjadi kesalahan,” kata Jhon dalam keterangan tertulis, Kamis (5/11).

Jhon menyebutkan, untuk menilai tingkat kesalahan yang terjadi tentunya perlu pengkajian ilmiah dengan menggunakan alat untuk mengukurnya, termasuk tingkat kesalahan apakah masih dalam batas toleransi atau tidak.

Jhon menyebutkan ada tiga kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam survei Charta Politika Indonesia tersebut, yang pertama adalah karena kesalahan pengambilan data.

“Hasil itu kan bisa jadi begitu, hasil yang ditunjukan seperti itu, karena misalnya, kesalahan dalam pengambilan data. Atau ketidakhati-hatian dalam pengambilan data,” jelas Jhon.

Kesalahan yang kedua, menurut Jhon karena kesalahan penghitungan data. Dan, terakhir, menurut Jhon kesalahan yang terjadi dalam survei tersebut adalah adanya kesulitan responden dalam memahami quesioner yang diajukan.

“Nah kemudian yang ketiga juga adalah terkait dengan pemahaman responden itu kalau dia survei kan pemahaman responden terhadap masalah. Jadi kadang-kadang kan, apalagi kalau misalnya suasana pada waktu responden memberikan tanggapan jawaban, kemudian tingkat kerumitan kesulitan pertanyaan di quesionernya, nah itu akan mempengaruhi terhadap konsentrasi dari responden begitu,” urai Jhon.

Menurut Jhon, perlu kehati-hatian dalam membaca hasil survei, karena banyak faktor yang menentukan seperti validitas data dan reabilitas responden.

“Tingkat validitas datanya, reabilitas terkait dengan responden, populasi renspondennya kan, jadi banyak faktor begitu ya untuk menentukan, karena itu sebenarnya mungkin yang perlu kita agak hati-hati juga untuk membaca hasil itu,” tutur Jhon.

Sebelumnya Charta Politika Indonesia mengeluarkan hasil survei terkait Pilgub Kalteng 2020. Survei yang dilakukan pada 13 sampai 19 Oktober 2020 tersebut menimbulkan pertanyaan pada hasil poin pengenalan dan kesukaan.

Dalam poin pengenalan dan kesukaan tersebut, Nampak bahwa Edy Pratowo, Ben Brahim S. Bahat, dan Ujang Iskandar memiliki poin kesukaan lebih tinggi dari pada poin pengenalan. Hasil survei Poin Pengenalan dan Kesukaan ini menjadi pertanyaan publik karena, bagaimana bisa seorang responden bisa menjawab menyukai seseorang namun pada poin pengenalan responden tersebut justru menjawab tidak mengenalnya.

Ketimpangan poin suka yang lebih tinggi daripada poin kenal ini menjadi pertanyaan publik terhadap hasil survei yang dikeluarkan Charta Politika Indonesia tersebut.

Survei Charta Politika dilakukan pada 13-19 Oktober 2020 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 1200 responden yang tersebar di 14 kabupaten/Provinsi di Provinsi Kalimantan Tengah. Survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± (2,83%) pada tingkat kepercayaan 95 persen.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA