Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

80 Persen Siswa Peserta Program Indonesia Learning Fellowship Diterima PTN

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Jumat, 06 November 2020, 17:10 WIB
80 Persen Siswa Peserta Program Indonesia Learning Fellowship Diterima PTN
Pemenang siswa terbaik program ILF dan pemenang guru terbaik program ITF./RMOL
rmol news logo Program Indonesia Learning Fellowship (ILF) dan Indonesia Teaching Fellowship (ITF) tahun kedua resmi berakhir. Program ini sukses menghantarkan ribuan siswa pesertanya diterima di Perguruan Tinggi Negeri.

Lebih dari 2.500 siswa dan guru telah menyelesaikan program ILF dan ITF ini. Program tersebut merupakan kolaborasi antara Persada Capital Investama, Adaro Foundation, dan Ruangguru. Para peserta mendapatkan beasiswa dan bimbingan selama satu tahun.

Program ILF diikuti oleh 1.200 siswa dari berbagai daerah di Indonesia. Sementara itu, program ITF melibatkan 1.500 guru di 10 kota/kabupaten untuk mengikuti pelatihan daring.

“Perjalanan pendidikan di Indonesia masih sangat panjang. Kami menyadari bahwa pemerintah kita tidak mungkin bekerja sendiri untuk merealisasikan hal ini tanpa bantuan swasta. Kita tidak mewujudkan keajaiban pendidikan di Indonesia,” tutur Arini Subianto, Direktur Utama Persada Capital Investama, dalam keterangannya yang diterima redaksi, Jumat (6/11).

Arini mengatakan, ILF dan ITF baru langkah kecil yang bisa dilaksanakan pihaknya. Langkah nyata yang mungkin tidak seberapa dibandingkan banyaknya siswa dan guru di Indonesia.

“Selamat kepada para alumni ITF dan ILF atas keberhasilannya dalam menyelesaikan program dengan baik. Kami bangga atas dedikasi yang diperlihatkan oleh seluruh peserta mengingat segala tantangan yang kita hadapi di tahun 2020 ini,” ujar Arini di acaraa Virtual Grand Closing itu.

Lebih jauh Arini menjelaskan, program ini merupakan kolaborasi Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) bersama Persada Capital Investama dan Ruangguru dalam upaya merealisasikan tujuan Adaro Nyalakan Ilmu, dengan membantu mengembangkan kompetensi guru dan siswa dan mengoptimalkannya lewat pemanfaatan teknologi.

“Kami sangat gembira dengan perkembangan guru dan siswa selama dua tahun program ITF dan ILF ini berjalan dimana program ini menelurkan guru-guru yang berkomitmen serta siswa yang termotivasi untuk mengejar cita-citanya. Namun, Adaro Foundation tidak berhenti disini. Kami akan terus berperan memajukan pendidikan Indonesia,” kata Okty Damayanti, Ketua Umum Yayasan Adaro Bangun Negeri.
 
Dijelaskan, hasil try out intensif program ILF menunjukkan kenaikan nilai sebesar 33,02% siswa IPA (peminatan sains) dan 31,88% siswa IPS (peminatan sosial). Bahkan, 80,03% siswa peserta prorgam telah diterima di perguruan tinggi negeri.

Sementara itu, rata-rata Try Out Uji Kompetensi Guru (TO UKG) yang melibatkan guru peserta program ITF mencapai skor 61,37. Sebanyak 65,73% guru memperoleh skor akhir di atas Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional. Jumlah ini meningkat sebanyak 90% dari TO UKG awal.
 
“Kita bersyukur bahwa program kolaborasi ini berdampak signifikan berkat kerja keras para guru dan siswa yang terlibat. Setelah mendapat konseling, webinar, try out berkala, dan akses gratis video pembelajaran Ruangguru, mereka menunjukkan prestasi yang memuaskan, bahkan melebihi standar ketuntasan,” ujar Iman Usman, Pendiri dan Direktur Produk & Kerja Sama (CPO) Ruangguru.
 
Dalam acara Virtual Grand Closing itu, program ITF menobatkan Siske Tolamanu, guru bahasa Inggris di SDN Bertingkat Naikoten, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sebagai Best Teacher.

Sedangkan Satriani Dwi Putri yang berasal dari keluarga sederhana dan alumni SMAN 1 Tanjung, Kota Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, mendapat predikat Best Student pada program ILF.
 
“Melalui program ITF, saya berjuang untuk meningkatkan kompetensi diri saya agar dapat memberikan dampak yang lebih besar untuk para siswa saya karena masih banyak siswa di Indonesia bagian timur yang memerlukan pendidikan berkualitas,” ucap Siske.
 
Sementara Satriani mengaku dirinya pernah gagal dalam proses seleksi SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Namun, ia tidak patah semangat dan tetap berusaha agar diterima di perguruan tinggi impiannya.

“Saya bersyukur dapat memanfaatkan program ILF dan mendapat akses belajar di Ruangguru sehingga saya berhasil diterima di Universitas Mataram,” kata Satriani. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA