Seperti diketahui, Aminuddin Maruf mengirim surat perintah kepada Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (Dema PTKIN) untuk menghadiri acara pembahasan UU Cipta Kerja.
Sebelumnya, stafsus milenial Andi Taufan Garuda Putra melakukan hal yang hampir sama. Andi memerintahkan seluruh camat se-Indonesia untuk membantu perusahaannya PT Amartha. Usai dicecar publik, Andi pun mundur sebagai stafsus Presiden Jokowi.
“Alaska meminta Aminuddin Maruf mencontoh kerja positif rekannya Andi Taufan yang sudah terlebih dahulu mengundurkan diri dari stafsus milenial usai mendapatkan proyek dari pemerintah," tegas Koordinator Aliansi Lembaga Analisis Kebijakan dan Anggaran (Alaska), Adri Zulpianto, lewat keterangannya, Senin (8/11)
"Akan lebih baik bagi Aminuddin Maruf untuk mundur sekarang juga. Karena tidak ada proyek yang didapat, juga sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas kegagalannya mengayomi mahasiswa,†imbuhnya.
Selain itu, Aminuddin juga dianggap telah menjadi beban negara lantaran melakukan tindakan yang tidak seharusnya dia lakukan sebagai seorang staf khusus presiden.
"Aminuddin Maruf diduga tidak tahu apa yang harus dilakukan, selain memerintah ala koboy menggunakan label kepemerintahan,†lanjut Adri.
Secara khusus Alaska telah memberikan catatan negatif perihal sejumlah kelakukan minor para stafsus Jokowi. Mulai dari Andi Taufan
hingga Aminuddin Maruf.
“Semestinya, Aminuddin Maruf lebih
low profile, santun, dan melalui pendekatan kemahasiswaan, atau bahkan melakukannya dengan kreatif ala milenial. Ketimbang menunjukkan arogansinya menggunakan label kepemerintahan,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.