Namun demikian, Wasekjen DPP PPP Achmad Baidowi menilai belum perlu ada pembubaran stafsus milenial.
Menurutnya, apa yang dilakukan Aminudin Maruf sebatas kesalahan administrasi biasa.
“Mungkin belum terlalu dipahami terkait dengan mekanisme administrasi di stafsus di lingkungan istana,†kata Awiek kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (9/11).
Ide membubarkan stafsus milenial presiden tidak disetujuinya. Awiek justru meminta agar para stafsus tersebut dibina oleh Mensesneg Pratikno.
Menurutnya, membubarkan stafsus milenial sama saja membakar lumbung padi saat mencari tikus.
“Seharusnya dicari tikusnya, bukan lumbungnya yang dibakar. Jadi bukan berarti stafsus milenial dibubarkan, tidak. Ya tetap ada stafsus milenial, tapi kita bina lah, kita perlu diperbaiki oleh setneg,†ujarnya.
Dia menambahkan persoalan administrasi kerap menjadi sandungan para stafsus milenial lantaran tidak paham bagaimana membuat surat keluar istana. Kejadian serupa sempat menimpa Andi Taufan Garuda Putra saat menyurati camat se-Indonesia. Atas kejadian tersebut, Andi Taufan lantas mundur sebagai stafsus.
“Terkadang, persoalan administrasi ini kan tidak semuanya mengerti, tidak semuanya paham. Namanya organisasi beda mekanisme dan administrasi. Mungkin karena tidak tiap hari menerbitkan surat,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.