Pengamat intelijen dan pertahanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berpandangan, siapa sosok calon pengganti Jenderal Idham Azis sebagai Kapolri harusnya Perwira Tinggi (Pati) yang professional, mengikuti tren kejahatan atau gangguan keamanan, dan memahami hukum serta regulasi.
Menurut mantan anggota DPR periode 1999-2004 dan 2009-2014 yang akrab disapa Nuning ini, kejahatan dan gangguan keamanan kian hari kian canggih dan terus dimodifikasi, termasuk kejahatan jalanan.
"Kapolri harus mengikuti perkembangan ini. Syarat berikutnya, ia tidak berpolitik tapi paham perkembangan politik," kata Nuning kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (12/11).
Berikutnya, sambung dia, calon Kapolri harus sosok yang cepat tanggap terhadap fenomena yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terutama, kelompok-kelompok baik kanan maupun kiri yang ingin mengganti ideologi dan bentuk negara.
"Yang utama, memahami ancaman keamanan dalam negeri serta efeknya hingga luar negri, memahami lingkungan strategis teritorial seperti bahaya Terorisme, Radikalisme, Narkoba, Kejahatan Jalanan/kriminalitas," tekanya.
Termasuk memiliki pengetahuan yang cukup mekanisme dan strategi penanggulangannya sehingga mampu hadapi ancaman faktual dan potensial.
Selain itu, Nuning berharap, Kapolri yang akan ditunjuk oleh Presiden Jokowi nanti harus memperkuat pertahanan siber (cyber defence) seiring dengan perkembangan internet of things (IoT).
"Saat ini, peretasan ke Infrastruktur kritis, pencurian data strategis, spionase, propaganda di media sosial, terorisme dan berbagai ancaman siber lainnya sudah berlangsung di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, banyak negara tengah merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman siber," demikian penulis buku Komunikasi dalam kinerja intelijen keamanan ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.