“Beliau adalah guru saya. Orang tua saya. Saya pikir murid dan guru tidak bisa sejajar," kata Nova di sela-sela peluncuran KMP Aceh Hebat 3 di Tegal, Jawa Tengah, Kamis (12/11).
"Mudah-mudahan beliau tenang di alam sana. Karena murid-muridnya bisa melanjutkan pekerjaan-pekerjaan beliau, mengalirkan ilmu yang bermanfaat, setelah beliau tidak ada lagi di tengah-tengah kita,†tambahnya, dikutip
Kantor Berita RMOLAceh.
Nova menambahkan, dia banyak berguru kepada Ibrahim Hasan. Bagi Nova, Ibrahim Hasan adalah guru dan orang tua. Dari Ibrahim Hasan, Nova mendapatkan banyak nasihat, petuah-petuah, dan pelajaran-pelajaran penting yang kini dia terapkan saat memimpin Aceh.
Selama menjabat Gubernur, Ibrahim Hasan mengubah wajah transportasi Aceh. Terutama di sisi barat-selatan Aceh.
Ibrahim Hasan membangun jembatan yang menghubungkan jalan yang saat itu terputus oleh sungai-sungai besar. Masyarakat yang melintas di sana, saat itu, harus menggunakan rakit untuk menyeberang.
Ibrahimlah yang kemudian membuat program "Bebas Rakit" di wilayah Barat Selatan, yang mengubah wajah perekonomian di kawasan itu selamanya.
Saat ini, Gubernur Nova Iriansyah punya pandangan yang sama dalam mengembangkan Aceh dengan Ibrahim Hasan. Nova memberikan perhatian besar terhadap konektivitas transportasi di Aceh. Seperti membangun jalan di daerah pedalaman Aceh dengan skema tahun jamak (multiyears).
Tujuan proyek multiyears, menurut pakar transportasi Universitas Syiah Kuala, Profesor Sofyan Saleh, adalah untuk membuka akses agar infrastruktur transportasi di Aceh menjadi baik dan punya konektivitas untuk pengembangan ekonomi antarwilayah.
Apa yang dilakukan Nova, kata Sofyan, sama seperti yang pernah dilakukan Ibrahim Hasan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: