Menurut Sastrawan Lampung, Isbedy Stiawan, cakada yang berkontestasi hanya fokus ke pembangunan dan kesejahteraan, namun minim dalam perhatian kebusayaan.
"Di pilkada juga tak ada upaya untuk membangun budaya atau jiwa, yang ada hanya bangun fisik kota dan kesejahteraan," kata Isbedy saat podcast RMOLNetwork di
Kantor Berita RMOLLampung, Kamis (12/11).
Padahal, kata dia, hal itu telah tertuang dalam lirik lagu Indonesia Raya yang menyebutkan 'Bangunlah jiwanya bangunlah badannya'.
"Jadi jiwanya dulu dibangun, baru badan. Namun pemerintah cenderung mambangun badan terlebih dulu, baru jiwa," sambungnya.
"Sastra itu bukan sekadar hiburan, tapi juga hati nurani, kejiwaan. Kalau pemerintah sadar dengan hal ini, utang budaya kepada seminar itu sangat besar. Kita melihat tanggal 28 Oktober atau sumpah pemuda itu siapa konseptornya? Itu seorang seniman Mohammad Yamin," ujarnya.
Menurutnya, cara untuk menghidupkan jiwa adalah dengan membangun spiritual, menghidupkan kesenian, dan menghidupkan kultur lokal.
"Membangun jiwa itu dengan spiritual, kesenian dihidupkan, kultur lokal dihidupkan," demikian Isbedy.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: