Demikian yang disampaikan, wartawan senior, Hersubeno Arief, melalui Channel YouTube "Hersubeno Point' seperti yang dikutip
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (18/11).
Padahal, pemanggilan Anies tersebut adalah untuk mengklarifikasi atas dugaan tindak pidana pelanggaran penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan saat acara Maulid Nabi dan pernikahan anak Habib Rizieq Shihab di Jalan Paksi, Petamburan III, Jakarta Pusat, Sabtu malam lalu (14/11).
Dari kacamata Hersubeno, kerumunan massa di Petamburan telah dimanfaatkan oleh penentang Anies untuk 'menggoreng' isu dan menjatuhkan orang nomor satu di Jakarta itu.
"Di media sosial Anies dihajar habis. Di dunia nyata Anies di panggil (kepolisian)," ujarnya.
Padahal dalam kenyataannya, menurut Hersubeno, Gubernur Anies telah bekerja mati-matian untuk penanganan Covid-19.
Bahkan kebijakan Anies dalam menangani Covid-19, kerap berseberangan dengan pemerintah pusat yang terlihat ambigu dalam menentukan sikap antara mementingkan ekonomi atau kesehatan.
"Yang cukup menarik ada pembelaan dari Doni Monardo buat Anies. Doni mengatakan tidak ada pelanggaran yang dilakukan Anies Baswedan," sambung Hersubeno.
"Karena sejak awal Anies sudah menegakkan protokol dan memberikan surat peringatan juga denda ketika kegiatan itu tetap dilakukan," tegasnya lagi.
Sementara itu, Anies sendiri mengaku mendapatkan 33 pertanyaan dalam pemeriksaan yang dilakukan kurang lebih 9 jam tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan itu, sambung Anies, dijawab semua olehnya berdasarkan fakta-fakta yang ada tidak ada yang dikurangi atau dilebihkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: