Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Imam Daaruquthni: Habib Rizieq Itu NU, Bukan Muhammadiyah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 19 November 2020, 21:07 WIB
Imam Daaruquthni: Habib Rizieq Itu NU, Bukan Muhammadiyah
Habib Rizieq Shihab/Net
rmol news logo Belakangan muncul anggapan bahwa jemaah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah merapat ke barisan ke Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Soal berembusnya kabar itu, pengurus PP Muhammadiyah Imam Daruquthni mengatakan bahwa Habib Rizieq Shihab adalah seorang Nahdliyin atau bagian NU.

“Harus diingat bahwa HRS itu NU lho, jangan dilihat Muhammadiyah. Jadi begini, betul itu HRS itu NU, kalau ditanya pasti NU dia,” kata Imam dalam acara diskusi virtual "Gaduh Politisasi Agama", Kamis (19/11).

Imam menerangkan bahwa NU dan Muhammadiyah pernah berjaya seperti FPI saat ini pada jamannya yang disebut sebagai politikal santri.

“Jadi gini, sebenarnya tanpa membicarakan soal NU dan Muhammadiyah ya, tapi yang disebut sebagai politikal santri itu bagaimana pun juga dalam sejarah tercatat pernah sukses gemilang," jelasnya.

"Juga era ketika Gus Dur jadi presiden itu politik kaum santri itu sukses, hanya saja kemudian kehilangan kemistri waktu itu sehingga gagal di tengah jalan,” bebernya.

Imam teringat ketika ada acara pengajian di GP Anshor dengan menghadirkan narasumber seperti Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, tokoh-tokoh NU seperti Gus Mus, Khofifah Indar Parawansa, Dahlan Iskan, Muhammad Shobari.

Dalam acara tersebut kemudian sejumlah ulama berselorohlah soal politik agama.

“Apalagi Kyai Said Aqil itu dahsyat itu. Di Muhammadiyah diwakili oleh Amien Rais waktu itu, di Muhammadiyah itu suka mahfudzot al ilmu bila amalin kasyajarin bila tsamarin. Itu ilmu jika tidak diamalkan kalau ibarat pohon itu tidak berbuah,” katanya.

“Kalau Amien Rais sekolahnya itu doktor politik di Chicago, dosen-dosen politiknya itu semua teori-teori politik, tapi giliran jadi presiden engak mau,” imbuhnya.

Dia menerangkan bahwa NU memiliki dalil wayaqulu man uluman bi ghoirin ilmin ya’malu amaluhu mardudatun laa tuqbalu, yang memiliki arti seorang ulama tanpa memiliki ilmu dan tidak mengamalkan ilmunya akan sia-sia.

“Secara teoritis kalau Gus Dur pinternya itu tidak terbantahkan, tapi secara teoritis akademis di Amien Rais sebenarnya, karena Gus Dur tidak menyelesaikan studi di teori politik itu. Maka ketika Gus Dur jatuh mardudatun laa tuqbalu, ya itu mandi dalilnya sendiri,” katanya.

“Nah ini harus didamaikan supaya ke depan itu lebih sukses lagi, bagaimana ketika al ilmu bila amalin kasajari bila tsamarin, dan waqulu man bi ghoiri ya’malu itu didamaikan sehingga politikal santri ini maju,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA