Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presidium KAMI: Kondisi Buruk Ekonomi Nasional Sudah Dirasakan Di Ujung Tahun 2019

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Jumat, 20 November 2020, 21:11 WIB
Presidium KAMI: Kondisi Buruk Ekonomi Nasional Sudah Dirasakan Di Ujung Tahun 2019
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Rochmad Wahab/Net
rmol news logo Kondisi buruk ekonomi di rezim Joko Widodo telah dirasakan sejak Jokowi-Maruf Amin baru dilantik di akhir tahun 2019.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu yang disampaikan oleh Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Rochmad Wahab saat menjadi Ketnote Speaker di acara Webinar KAMI Nasional bertajuk "Menyelamatkan Ekonomi Rakyat di Era Pandemi" pada Jumat malam (20/11).

"Kita sangat menyadari bahwa sebenarnya kondisi ekonomi kita di rezim sekarang ini sudah dirasakan sejak ujung 2019. Bahwa pertumbuhan ekonomi sudah menunjukkan penurunan yang relatif signifikan. Diperparah lagi dengan adanya pandemi ini," ujar Rochmad Wahab.

Di mana kata Rochmad, pada kuartal II 2020 ini terjadi minus 5,3 persen. Hal tersebut berdampak kepada kehidupan ekonomi rakyat Indonesia yang mayoritas berada pada ekonomi menengah ke bawah.

"Paling tidak, pertama yang menjadi dampak langsung adalah meluasnya PHK. Baik itu akibat di rumahkan maupun di PHK. Jadi sebanyak 1,5 juta itu dirumahkan 90 persennya, sedangkan 10 persennya itu di PHK," katanya.

Hal tersebut dapat dimaklumi karena menjadi konsekuensi langsung akibat dari pandemik Covid-19 ini.

Selain itu kata Rochmad, kinerja impor, dampak inflasi, bahwa masyarakat kecil pun juga terkena dampak dari pandemi ini.

"Oleh karena itu kita menyambut baik kebijakan pemerintah yang merespon kondisi ini dengan berbagai kebijakan termasuk juga disisihkan uang sebanyak Rp 87,55 triliun itu untuk kesehatan, sosial Rp 203 triliun, ini juga tidak sedikit tapi tidak tau bagaimana implementasinya, ini yang kita tunggu. Bagaimana ini kita rasakan," terangnya.

Rochmad pun juga menyoroti soal program padat karya. Dia berharap program padat karya dapat diterjemahkan dalam dunia nyata.

"Barangkali yang sangat menjanjikan adalah untuk padat karya, ini Rp 18 triliun ini tidak sedikit. Tinggal bagaimana itu diterjemahkan dalam dunia nyata," katanya.

Pasalnya, masih kata Rochmad, saat ini cenderung adanya fabrikasi yang mengurangi peluang para pemilik kegiatan ekonomi menengah ke bawah.

"Termasuk juga padat karya dunia berkurang," pungkasnya.

Dalam Webinar KAMI Nasional ini, juga terdapat empat narasumber yang akan memberikan masukan maupun kritik atas kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Empat narasumber tersebut yaitu, Said Didu, Noer Setrisno, Anthony Budiawan dan Ichsanuddin Noorsy. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA