Menurut mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), sistem demokrasi di Indonesia telah banyak berubah. Demokrasi saat ini dikuasai oleh segelintir orang yang memiliki finansial lebih.
"Sistem demokrasi kita sekarang ini agak rancu dan tidak menghasilkan sesuatu yang kita harapkan,†ucap JK dalam webinar kebangsaan menyambut Munas ke-V PKS bertajuk 'Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Membangun Demokrasi yang Sehat', Jumat malam (20/11).
Dia memberikan contoh proses demokrasi dalam pemilihan kepala daerah, terutama bupati yang dipandangnya tidak dipilih sesuai dengan harapan dan pertimbangan rekam jejak, melainkan faktor kekuasan atau finansial.
“Gubernur juga begitu. Nah, karena itulah PKS harus ada evaluasi bagaimana kita menjalankan demokrasi,†imbuhnya.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, apabila demokrasi Indonesia dijalankan secara formal, maka masyarakat yang memilih calon kepala daerahnya akan datang ke TPS dan menghitung secara baik.
“Tapi apabila proses melakukan demokrasi itu sendiri kurang demokratis, maka akan terjadi hasil yang tidak diharapkan. Oleh karena itu, apa yang terjadi dewasa ini tentu harus kita perbaiki,†katanya.
Perbaikan sistem perlu dilakukan karena JK khawatir, demokrasi akan kembali ke jalanan seperti pada era reformasi.
"Kita jangan kembali ke demokrasi jalanan, yang memilih jalannya sendiri seperti era reformasi. Ini (demokrasi jalanan) bisa kembali apabila wakil-wakil yang dipilihnya tidak memperhatikan aspirasi,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: