"Digital dan teknologi di pemerintahan saat ini masih terkesan komputerisasi. Ke depan, harus lebih maju lagi dari sekadar komputerisasi," kata calon Walikota Makassar, Irman Yasin Limpo dalam debat publik tahap II Pilwalkot Makassar bertema 'Reformasi Birokrasi, Pelayanan Publik, Penataan Kawasan Perkotaan dan Ekonomi' yang disiarkan salah satu stasiun TV swasta, Selasa (24/11).
Ia menjelaskan, sinergitas antarpengambil kebijakan menjadi faktor paling penting dalam proses reformasi birokrasi. Antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota harus bersinergi namun tidak saling membawahi, melainkan tetap dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.
"Akselerasi kinerja yang kita harapkan untuk menutup ruang yang melemahkan birokrasi ada tiga, yakni kelembagaan, sistem, dan SDM aparatur," lanjutnya.
Menurut None, sapaan Irman Yasin, secara kelembagaan pemerintah kota akan dikolaborasikan dengan tingkat RT. Sedangkan sistemnya akan menggunakan digitalisasi
artificial intelligence dan
big data.
"SDM aparatur kita kuatkan dari segi
leadership, mental, dan spiritual. Aparatur kita harus melayani dengan hati," tegasnya.
Dalam debat tersebut, seluruh pasangan calon turut hadir, yakni Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, Munafri Arifuddin-Rahman Bando, Syamsu Rizal-Fadli Ananda, dan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun Armin NH.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: