Demikian dikatakan Direktur Romeo Strategic Research & Consulting (RSRC) A. Khoirul Umam saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (28/11).
Menurut Umam -sapaan akrabnya, terjaringnya Edhy Prabowo oleh KPK harus menjadi peringatan keras bagi Partai Berlambang kepala Garuda itu.
Peringatan itu, kata Umam harus disikapi secara serius agar tidak ditinggalkan oleh para pendukungnya di pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang.
"Gerindra harus mampu menjelaskan kepada basis pemilih loyalnya, bahwa pilihan politiknya untuk bergabung dengan pemerintahan dan tertangkapnya Edhy Prabowo oleh KPK itu tidak berpengaruh terhadap kredibilitas politik partainya," demikian kata Umam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (28/11).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK dalam kapasitasnya sebagai Menteri Kelautan dan perikanan para Rabu (25/11) di Bandara Soekarno Hatta.
Bersama 17 orang lain yang diamankan dari beberapa titik, Edhy Prabowo kemudian menjalani pemeriksaan selama hampir 24 jam.
KPK kemudian menetapkan 7 tersangka termasuk Edhy Prabowo. Dia disangka menerima suap terkait izin ekspor benih bibit lobster (benur).
Edhy Prabowo kemudian mengundurkan diri dari jabaatan Menteri KP dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Bahkan secara terbuka, Edhy Prabowo meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo dan sang mentor politik Prabowo Subianto.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: