Begitu disampaikan Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menanggapi penangkapan dan penetapan tersangka Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Satyo, realitas politik di Indonesia penuh dengan anomali. Yakni, kasus korupsi yang menjerat kader partai politik tidak serta merta akan menggerus dukungan masyarakat kepada pasangan calon dari parpol tersebut.
"Mungkin hanya sedikit menggerus basis suara di perkotaan dalam pilkada, tapi jumlahnya tidak signifikan. Beda soal dengan pilpres, sebab umumnya yang maju di pilpres itu secara empirik ketum parpol dan kasus korupsi itu bisa sangat berpengaruh terhadap elektabilitas si calon tersebut," ujar Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (31/11).
Sehingga kata mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem), persoalan Edhy Prabowo tidak akan banyak berpengaruh bagi Gerindra.
"Persoalan EP (Edhy Prabowo) ini tentunya tidak akan banyak berpengaruh dan tidak akan membuat Gerindra ambruk bila ketum Gerindra (Prabowo Subianto) segera merehabilitasi komitmen partai yang disampaikan terbuka kepada masyarakat," jelas Satyo.
"Pada dasarnya kasus korupsi yang melibatkan kader parpol seperti ini akan selalu ada, sebab persoalan mendasarnya adalah sistem politik yang justru memberi peluang terjadinya 'transaksi'. Misalkan persoalan
threshold yang diduga menjadi peluang 'transaksi' oleh para calon kontestasi pemilu," pungkasnya menambahkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: