Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kerusuhan Di Boven Digoel Dinilai Akibat Penyelenggara Pemilu Tidak Netral

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 01 Desember 2020, 15:42 WIB
Kerusuhan Di Boven Digoel Dinilai Akibat Penyelenggara Pemilu Tidak Netral
Kerusuhan melanda Boven Digoel akibat massa yang kecewa terhadap putusan KPU/Net
rmol news logo Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Boven Digoel, Papua, belakangan ini dinilai dipicu oleh masalah yang sama yang selalu terjadi di setiap pemilihan umum. Yaitu ketidaknetralan pihak penyelenggara Pemilu.

Menurut tokoh intelektual asal Boven Digoel, Damianus Katayu, sebenarnya dinamika politik seperti ini telah lama terjadi di Kabupaten Boven Digoel. Penyebabnya pun sama, akibat ulah penyelenggara Pemilu yang tidak netral.

“Kalau kita mau lihat, tahun 2005, 2010, 2015, dan 2020, kurang lebih fenomena itu hampir sama saja. Di mana dalam proses dinamika Pilkada salah satu penyebabnya itu lembaga penyelenggara Pemilu yang tidak netral,” ucap Katayu kepada media, Senin (30/11).

Ditambahkan akademisi salah satu perguruan tinggi ternama di Kabupaten Merauke ini, sudah ada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.

Tinggal bagaimana penyelenggara Pemilu menafsirkannya dengan baik agar tidak terjadi kesalahan dalam mengimplementasikannya.

“Padahal jauh sebelumnya itu telah ada petunjuk-petunjuk teknis dari KPU RI, yang memberikan petunjuk dari persyaratan PKPU Nomor 1 Tahun 2020. Hanya saja itu tidak ditanggapi dengan baik,” jelasnya, dikutip Kantor Berita RMOLPapua.

Apalagi menurutnya dinamika ini semakin menjadi-jadi dengan kehadiran para intelektual yang sebenarnya sudah sangat paham dengan aturan, namun terjebak dalam kepentingan politik praktis. Sehingga terkesan sengaja mengabaikan regulasi yang berlaku.

“Apabila menaati aturan tentunya kita tidak akan terjebak, hari ini kita lihat proses pencalonan mulai dari bawah KPU Boven tidak mampu selesaikan, begitu juga dengan KPU Provinsi,” imbuh intelektal muda asli Papua Selatan ini.

Dirinya juga meminta agar pemuda dan masyarakat berkomitmen bahwa daerah (Boven Digoel) tidak boleh hancur. Sudah menjadi suatu keharusan untuk kita membangun Kabupaten Boven Digoel.

“Kalau hari ini kita bikin rusak, terus kita mau bangun lagi, nanti kita baku salahkan lagi tentang siapa yang bikin rusak. Kuncinya adalah kita lihat aturan dan kita semua sepakat untuk menjaga daerah,” tegas dia.

Dalam kerusuhan yang terjadi Boven Digoel, Senin kemarin (30/11), rumah calon Bupati Boven Digoel nomor urut 2, Chaerul Anwar, dibakar massa.

Aksi massa ini kabarnya dipicu oleh putusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) yang membatalkan keikutsertaan paslon Yusak Yaluwo-Yakob Weremba, dalam Pilkada di Kabupaten Boven Digoel. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA