Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

SAS Institute Sambut Baik Rencana Erick Thohir Gandeng NU Isi Masjid BUMN

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Selasa, 01 Desember 2020, 16:28 WIB
SAS Institute Sambut Baik Rencana Erick Thohir Gandeng NU Isi Masjid BUMN
Ketua PBNU Said Aqil Siroj bersama Menteri BUMN, Erick Thohir/Net
rmol news logo Menteri BUMN Erick Thohir mengajak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mengisi kegiatan dan ceramah di berbagai masjid yang terdapat di seluruh perkantoran milik BUMN.

Kolaborasi BUMN dengan PBNU tersebut menjadi spirit dari strategi kebudayaan yang dicanangkan Erick Thohir dengan pondasi AKHLAK agar bisa menunjang transformasi di tubuh BUMN.

Selain itu, juga merupakan bagian dalam pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia agar sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah, sebagai asas pokok pembentukan jati diri Muslim.

Direktur Said Aqil Siroj (SAS) Institute, M. Imdadun Rahmat, menyambut baik rencana Erick Thohir yang mengajak peran aktif PBNU tersebut.

“Kita sambut positif tawaran dari Menteri Erick Thohir untuk kerja sama dengan PBNU, mengisi kajian-kajian keagamaan di lingkungan BUMN-BUMN,” ujar Imdad, Selasa (1/12).

Bagi Imdadun, perlu ada reorientasi dalam konten ceramah dan kajian yang perlu disinergikan dengan semangat kinerja di tubuh perusahaan negara tersebut.

Menurutnya, jika dulu konten dan kajian agama lebih diorientasikan kepada persoalan militansi agama, maka sudah harus diubah kepada bagaimana diarahkan pada persoalan keilmuan.

“Pertama yang harus dilakukan adalah reorientasi dari pengajian-pengajian ini, kalau sebelumnya orientasi dari pengajian masjid-masjid di BUMN itu kepada militansi agama, yang lain-lain itu dinomor sekian kan, itu perlu diubah lebih ke bagaimana pengajian-pengajian keagamaan itu diarahkan kepada kedalaman ilmu,” jelasnya.

Lanjutnya, isi konten mengajak kepada ketaatan jamaah dalam beribadah, meningkatkan religiusitas, serta memaknai beragama lahir dan batin sebagai bentuk penyerahan total ibadah menuju ketaqwaan kepada Allah SWT

“Beribadah religiusitasnya ini perlu dikuatkan, memaknai beragama lahir batin itu sebagai penyerahan total ibadah, ketaqwaan kepada Allah itu harus diperkuat,” sambungnya.

Ketiga, Imdad menekankan mengenai perbaikan akhlak. Sebab, menurut pengamatannya, pengajian-pengajian yang selama ini sudah berjalan sarat akan ujaran kebencian terhadap kelompok-kelompok yang berbeda baik sesama umat Islam sendiri maupun yang berbeda agama.

“Kepada sesama muslim yang tidak sehaluan itu juga menjadi target kebencian dan juga agama lain, nah ini kan tidak mencerminkan akhlak yang sesungguhnya,” terangnya.

Selain konten yang perlu diubah, masih kata Imdad, tentunya penceramah juga perlu ada penyegaran dengan tokoh atau ulama yang menyampaikan pesan sejuk, kedamaian dan keteduhan Islam sebagai agama rahmatalil alamin.

“Konten ini tidak akan berubah kalau yang memberikan orang-orang yang sama karena penceramah yang dihadirkan dan menjadi narasumber, menjadi guru ngaji, penceramah khotib itu memiliki ideologi tertentu yang tidak akan mungkin bisa berubah dalam waktu cepat,” jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN berencana dalam waktu dekat, para kyai dan ustadz dari NU akan menjadi khotib dan imam ibadah salat Jumat di 22 masjid yang ada di lingkungan perusahaan BUMN di Jakarta dan Tangerang.

Tercatat ada tujuh masjid di Jakarta Pusat, sembilan di Jakarta Timur, empat di Jakarta Selatan, serta masing-masing satu masjid di Jakarta Utara dan Tangerang yang menjadi inisiator kerja sama syiar Islam tersebut.

Semua masjid tersebut berada dalam lingkungan 17 perusahaan BUMN. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA