Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

FSP BUMN Bersatu: Produk Domestik Bruto Bakal Meningkat 5,5 Persen Di Tahun 2021

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Senin, 14 Desember 2020, 13:55 WIB
FSP BUMN Bersatu: Produk Domestik Bruto Bakal Meningkat 5,5 Persen Di Tahun 2021
Ilustrasi
rmol news logo Produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan meningkat 5,5 persen pada tahun 2021 dan pada tahun 2022, PDB tumbuh 6,3 persen.

Begitu dikatakan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Sosial Politik dan Ekonomi Milenial, Widodo Tri Sektianto. Lembaga tersebut dibentuk oleh Federasi Serikat Pekerjaan BUMN Bersatu.

Widodo mengatakan, presdiksi itu sangat mungkin tercapai dengan didukung stimulus fiskal dan moneter serta kemungkinan penurunan dampak Covid-19 di Indonesia.

"Selain itu juga dengan pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang dapat meningkatkan investasi," ujar Widodo dalam keterangannya, Senin (14/12).

Dijelaskan Widodo, ada beberapa alasan yang meyakinkan bahwa ekonomi nasional bakal tumbuh positif pada tahun 2021.

"Di mana PDB turun pada tingkat yang lebih moderat yaitu 3,5 persen year to year di kuartal ketiga 2020, di atas kontraksi 5,3 persenyang terlihat di kuartal kedua, karena langkah-langkah penguncian domestik sedikit berkurang dan permintaan eksternal sedikit pulih," jelasnya.

"Konsumsi swasta turun pada tingkat yang lebih lembut di 4, persen dari tahun 2019 di Q3 2020, mengikuti kontraksi 5,5 persen di Q2. Investasi tetap juga turun pada laju yang lebih ringan di 6,5 persen di Q3, naik dari kontraksi 8,6 persen yang tercatat di kuartal sebelumnya," imbuhnya

Sebaliknya, lanjut Widodo, konsumsi publik mengalami rebound dan tumbuh 9,8 persen di triwulan ke-3 dengan catatan triwulan ke-2 minus 6,9 persen year on year.

"Hal ini karena pemerintah akhirnya mampu melaksanakan langkah-langkah stimulus dengan baik dan lambatnya di mana diimplementasi triwulan 3 stimulus membebani konsumsi publik di triwulan sebelumnya," katanya.

Di sisi eksternal, sambungnya, ekspor barang dan jasa turun pada tingkat yang lebih rendah sebesar 10,8 persen di triwulan ke-3 dengan catatan triwulan ke-2 minus 11,7 persen yoy.

Sebaliknya, impor barang dan jasa turun lebih cepat sebesar 21,9 persen di triwulan ke-3 dengan catatan triwulan ke-2 minus 17,0 persen yoy.

"Akibatnya, sektor eksternal memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB secara keseluruhan, mencegah kontraksi yang lebih besar," ucapnya.

Dikatakan Widodo, kedatangan vaksin Covid-19 juga menjadi angin segar bagi pertumbuhan ekonomi di kuartal 4.

“Jika Melihat tingkat mobilitas Indonesia dan dengan sudah mulai tersedianya vaksin Covid-19, maka kemungkinan Indonesia dapat mencatatkan pertumbuhan positif pada Q4," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA