Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Berpeluang Dilantik Sebagai Sekda DKI Definitif, Sejumlah Pekerjaan Besar Sudah Menanti Sri Haryati

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 16 Desember 2020, 09:59 WIB
Berpeluang Dilantik Sebagai Sekda DKI Definitif, Sejumlah Pekerjaan Besar Sudah Menanti Sri Haryati
Plt Sekda DKI Jakarta, Sri Haryati/Net
rmol news logo Dari 3 calon Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta yang disodorkan Gubernur Anies Baswedan kepada Presiden Joko Widodo, nama Sri Haryati dinilai punya peluang paling besar untuk terpilih.

Bukan hanya karena Sri Haryati saat ini menjabat Plt Sekda DKI. Dia juga punya sejumlah modal yang bisa mendukung langkahnya untuk bisa dilantik sebagai Sekda definitif.

"Sri mendapat dukungan politik dari Fraksi Gerindra dan PDIP di DPRD DKI Jakarta. Di kalangan birokrasi juga ada fatsun, sehingga jika seorang Plt ikut seleksi untuk jabatan yang diembannya sebagai Plt, maka harus jadi dan diangkat jadi pejabat definitif," kata pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah, melalui keterangan tertulis, Rabu (16/12).

Selain itu, menurut Amir, Sri memiliki kedekatan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sehingga dari tiga calon Sekda DKI yang disodorkan Anies kepada Jokowi, Sri pasti akan lebih mendapat perhatian.

Keuntungan Sri yang lain adalah saat ketiga nama calon Sekda dikirimkan Anies ke Jokowi, nama Sri berada paling atas, dan ini berarti Sri adalah orang yang paling direkomendasikan Anies.

"Jokowi pasti paham ini," lanjut Amir, dikutip Kantor Berita RMOLJakarta.

Amir menduga Anies menjadikan Sri sebagai calon yang paling direkomendasikan, karena PDIP dan Gerindra merupakan fraksi dengan kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta.

"Anies pasti telah memperhitungkan risikonya jika rekomendasi kedua partai itu diabaikan," kata Amir.

"Anies juga pasti meyakini, karena Sri dekat dengan Menkeu Sri Mulyani, maka jika Sri menjadi Sekda definitif, Sri dapat mengelola keuangan dengan baik, karena Sekda juga merupakan ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)," sambungnya.

Meski demikian, Amir mengingatkan bahwa Sri akan menghadapi tantangan yang cukup berat di 2021, karena selain pandemi Covid-19 belum jelas kapan berakhir, dan pandemi ini memukul perekonomian Jakarta, sehingga pertumbuhan ekonomi tumbuh minus.

Sri juga akan menghadapi permasalahan sampah yang harus segera dicarikan solusinya.

Sebab, produksi sampai Jakarta saat ini meningkat menjadi 7.000 ton per hari dan TPST Bantar Gebang, Bekasi telah over load.

Namun sayangnya, Intermediate Treatment Facility atau fasilitas pengelolaan sampah terpadu yang dibangun PT Jakpro di Sunter, Jakarta Utara, masih belum rampung.

"Persoalan lain yang dihadapi Sri jika dia dilantik menjadi Sekda di antaranya adalah masalah birokrasi yang tidak solid, banyaknya jabatan kosong, aset-aset Pemprov yang dikerjasamakan, keharusan mempertahankan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK atas pengelolaan keuangan daerah yang telah tiga tahun berturut-turut diperoleh DKI, dan sebagainya," tutup Amir.

Pemprov DKI melakukan lelang terbuka untuk jabatan Sekda DKI setelah pejabat Sekda DKI sebelumnya, Saefullah, meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 pada 17 September 2020.
 
Kemudian terpilihlah tiga nama. Yakni Plt Sekda Sri Haryati, Walikota Jakarta Selatan Marullah Matali, dan Walikota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko.

Ketiga nama ini kemudian dikirim Anies ke Presiden Jokowi karena sesuai aturan perundang-undangan, Sekda DKI dipilih oleh Presiden Jokowi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA